Prabowo merasa difitnah oleh yang disebutnya sebagai mukpentip atau muka penuh tipu. Salah satu fitnah itu, kata dia, adalah tuduhan bahwa dirinya pro-khilafah.
"Suatu saat saya sebut nama kalian, hai munafik. Kamu tahu bahasa Jakarta ada istilahnya mukpentip artinya muke penuh tipu. Mau saya kasih daftar mukpentip? Ada yang nuduh Prabowo (pro) khilafah. Ternyata yang nuduh khilafah, dia yang (ingin) buat khilafah," dalam orasinya, Senin (1/4).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cuma itu, Prabowo juga menyebut adanya elite canggih di Jakarta yang suka nempel kekuasaan. "Ada elite yang canggih, walau kau gonta-ganti presiden, mau Presiden Sukarno, Soeharto, ganti lagi Habibie, ganti Gus Dur, orangnya itu-itu saja yang nikmat," tegasnya.
Prabowo menyebut orang-orang itu layaknya bunglon. Pada saat Bung Karno berkuasa, orang itu berteriak 'hidup Bung Karno', pada masa Pak Harto berkuasa, dia berteriak 'hidup Pak Harto', dan seterusnya.
"Nanti ada yang tanya. 'Pak Prabowo, yang dimaksud dengan elite itu siapa?' Mau aku sebut namanya?" kata Prabowo kepada massa. Namun Prabowo tidak menyebut satu pun nama orang yang dikatakannya sebagai elite layaknya bunglon tersebut.
Tak berhenti di situ, Prabowo juga mengimbau rakyat tidak mau lagi dibohongi, dipimpin maling-maling yang sok menjadi jadi pemimpin rakyat. Prabowo menyindir kompetitor yang mengklaim ekonomi dalam kondisi baik, pertumbuhan 5 persen dan rakyat dalam keadaan bahagia dengan menggunakan angka-angka yang dimainkan oleh lembaga survei.
Dia juga menyindir lawan yang menyebut harga-harga terkendali dan memamerkan banyak kartu sebagai jaminan. "Rakyat tidak perlu kartu. Rakyat hanya perlu pekerjaan dan penghasilan, betul nggak," teriak Prabowo kepada massa.
Saksikan juga video 'PKI dan Khilafah, Isu atau Fakta?':
Ikuti perkembangan Pemilu 2019 hanya di detik.com/pemilu (mbr/sip)