Pantauan detikcom di Kantor KPU, Bantul pukul 13.00 WIB, tampak puluhan orang tengah sibuk melipat surat suara Pemilu di sebuah pendopo yang berada di samping Kantor tersebut dengan posisi duduk di lantai. Namun, melongok lebih jauh ternyata ada pemandangan berbeda di pintu masuk Kantor KPU Bantul.
Tampak beberapa petugas pelipat surat suara tengah menghadap sebuah meja dan tengah sibuk melipat surat suara yang menumpuk di atas meja tersebut. Bukan tanpa alasan, penggunaan meja tersebut karena petugas pelipat surat suara merupakan para penyandang disabilitas yang duduk menggunakan kursi roda. Dengan penuh semangat, mereka tampak giat melipat lembar demi lembar surat suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelibatan difabel sudah kita lakukan sejak Pilkada tahun 2015. Karena dengan pelibatan difabel cukup efektif dan hasil (lipatan serta sortir surat suara) tidak kalah dengan yang tidak difabel, maka untuk Pemilu tahun ini kami libatkan lagi 18 teman-teman difabel," ujarnya saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Rabu (27/3/2019).
Didik mengatakan pelibatan penyandang disabilitas dalam tahapan Pemilu dinilainya baru dilakukan di Kabupaten Bantul. Dengan pelibatan tersebut, para penyandang disabilitas menjadi paham bagaimana tahapan dalam penyelenggaraan Pemilu.
"Tujuannya itu (melibatkan difabel dalam lipar dan sortir surat suara Pemilu) agar teman-teman disabilitas bisa terlibat dalam setiap tahapan Pemilu. Salah satunya persiapan logistik, khususnya sortir dan lipat surat suara," ucapnya.
"Selain itu, pelibatan teman-teman disabilitas juga bagian dari sosialisasi Pemilu kepada masyarakat," imbuh Didik.
Didik menambahkan, untuk surat suara yang diterima KPU Bantul sendiri mencapai jutaan lembar. Adapun rinciannya, setiap jenis surat suara berjumlah 722.579 lembar dan dikalikan dengan 5 jenis surat suara, sehingga total ada sekitar sekitar 3,6 juta surat suara.
Sementara itu, salah satu difabel yang dilibatkan dalam pelipatan dan penyortiran surat suara, Sri Lestari (43) mengatakan bahwa ia sudah ikut melipat dan menyortir surat suara sejak Pilkada 2015. Sedangkan untuk pelipatan dan oenyortiran surat suara Pemilu 2019 sudah ia lakukan sejak tanggal 20 Maret 2019.
Sri menjelaskan pula, bahwa keterlibatan dirinya dan teman-teman difabel bermula saat KPU Bantul memberikan sosialisasi Pemilu.
"Jadi pas ada sosialisasi dari KPU terkait Pemilu itu saya coba ngomong ke KPU kalau ada apa-apa mohon teman-teman disabilitas dilibatkan. Ternyata kami dilibatkan, dan itu yang membuat saya bangga sama KPU Bantul," ujarnya disela-sela melipat surat suara di Kantor KPU Bantul, Rabu (27/3/2019).
"Selain itu uang yang didapat dari ini (melipat surat suara Pemilu) bisa buat tambah-tambah pemasukan. Karena saya sehari-hari kerjanya merajut tas," imbuh Sri.
Warga Dusun Pinggir, Desa Ndagan, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul ini menuturkan dirinya bersama teman-teman disabilitas lainnya mulai melipat surat suara sejak jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Rata-rata penyandang disabilitas yang terlibat merupakan korban gempa tahun 2006 silam.
"Kalau (disabilitas) korban gempa tahun 2006 yang ikut sebenarnya ada 5 orang, tapi 1 orang mengundurkan diri karena masalah kesehatan. Dan untuk tiap grup pelipat (surat suara Pemilu) berisi 5 orang (penyandang disabilitas," pungkasnya
Saksikan juga video 'Polda Jabar Pastikan Proses Pelipatan Surat Suara Pemilu Lancar':
(bgk/bgs)