Arief Budiman: Anak SMA Retas Situs KPU, Siapa yang Ajarkan?

Arief Budiman: Anak SMA Retas Situs KPU, Siapa yang Ajarkan?

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Selasa, 19 Mar 2019 13:40 WIB
Ilustrasi (Foto: Pawel Kopczynski/REUTERS)
Semarang - Ketua KPU RI Arief Budiman geram dengan serangan hoax hingga peretasan yang menyerang KPU. Dia menyebut bahkan ada anak-anak SMA yang meretas situs resmi KPU.

Hal itu disampaikan Arief saat mengisi acara Seminar Nasional Prospek Demokrasi Elektoral Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019 di Balai Kota Semarang.

Arief mengatakan pihaknya sibuk mengurusi aduan dan laporan dari berbagai pihak yang merasa dirugikan oleh KPU. Selain itu ia juga harus menghadapi serangan hoax dan salah satu yang membuatnya sakit hati yaitu hoax 7 kontainer surat suara tercoblos.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sakit hati itu, kalau kontaineran kan perintah dari saya seharusnya, saya marah betul, ini keterlaluan. Kemudian saya lapor, sudah lapor dibilang lebay," kata kata Arief di hadapan para peserta yang mayoritas mahasiswa, Selasa (19/3/2019).


Hoax lainnya yaitu KPU dituding mendata orang gila. Arief pun menjelaskan yang didata KPU adalah orang dengan gangguan jiwa ( ODGJ) dan bukan orang dengan penyakit gila yang sudah tidak bisa mengenali dirinya sendiri.

"Yang kami data bukan orang gila yang didata ODGJ, itu bukan yang di pinggir jalan, yang tidak pakai baju, mengenali diri tidak bisa, bukan itu. Kalau lihat wajah kalian mungkin masuk (ODGJ), banyak utang, putus pacar, ribut dengan suami, jangan dikira, kalau saya diperiksa psikiater mungkin masuk ODGJ, saya jam 01.00 belum bisa tidur itu termasuk ODGJ," jelas Arief.

"Yang didata yang gangguan jiwa ringan, temporer, bukan yang tidak bisa identifikasi diri. Sesuai putusan MK," imbuhnya.

Bahkan ada hoax yang menyerang pribadinya yaitu ia dikatakan sebagai saudara aktivis So Hok Gie hingga dipermasalahkan netralitasnya. Arief menanggapinya dengan membuat klarifikasi lewat medsos disertai meme.

"Ada lagi, Arief Budiman adalah saudara So Hok Gie. Saya tidak marah, saya biarkan, bikin saja keterangan, karena era milenial saya bisa gitu (di medsos), 'nama sama tapi orangnya beda, keles'," ujar Arief.


Meskipun menyayangkan beredarnya hoax namun Arief mengaku lebih menyayangkan para pelakunya. Menurutnya baik hoax ataupun peretasan yang mengincar KPU dilakukan beberapa kalangan bahkan siswa SMA.

"Yang lebih merisaukan itu bukan hoaxnya tapi pelaku hoaxnya. Yang sebar dan menghack, sebagian anak-anak SMA. Anak-anak kita yang pinter itu melakukan hal seperti itu, siapa yang ajarkan," pungkasnya.

Serangan hoax atau peretasan ada yang memang didiamkan dan dikonter lewat klarifikasi tanpa laporan polisi. Namun Arif menegaskan jika perbuatan tercela itu dilakukan dan mengganggu proses berjalannya pemilu, Arief mengaku tak tinggal diam.

"Saya tidak pernah marah, ketika ada hal penting dan substansial ganggu Pemilu kita ya kita lawan," tegasnya. (alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads