"Semangat ini, saya ingin mengajak, tidak hanya alumni tapi siapa saja, kalau mampu menemukan pelaku money politic kita akan beri reward Rp 2 juta," kata Idham di sela acara deklarasi alumni SMA se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dukung Jokowi di Sleman City Hall, Sabtu (9/3/2019).
"Ini bagian bukan hanya urusan Pak Jokowi KH Ma'ruf, tapi bagi kepentingan NKRI. Ini hancur negeri ini kalau semua demokrasi kita hanya ditentukan dengan siapa yang punya uang," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jokowi ke depan tidak akan bisa jadi, yang jadi presiden, DPR, DPRD, mereka yang hanya punya uang saja, kalau dimaknai demokrasi kita ini sekarang dengan money politic," ujarnya.
Menurut Idham, imbalan bagi siapa yang bisa menangkap pelaku politik uang tak hanya ditawarkannya di tahun 2019 ini. Pada Pemilu 2014, dia juga menawarkan hal serupa.
"Tahun 2014 juga saya lakukan, ada 21 warga masyarakat yang berhasil menangkap. Ini bagian dari apa, kalau kepolisian aparat jumlahnya terbatas untuk mengawasi negeri yang demikian luasnya. Kalau rakyat terlibat, bersama-sama berpartisipasi untuk menangkap," ucapnya.
"Kita dorong tujuannya bukan urusan Rp 2 jutanya, tapi keterpanggilan kepada bangsa dan negara. Tapi kalau mampu melakukan itu, mereka harus luangkan waktu, bawa pelaku ke kantor polisi. Tapi saya ingatkan dan berpesan jangan digebuki, serahkan ke polisi," imbuhnya.
Meski demikian, Idham berharap penyelenggaraan Pemilu 2019 tidak dinodai politik uang.
"Money politic pasti dilakukan H-7, itu sudah pakem, biasanya H-7, karena kalau dibagikan sekarang yang dikasih duit lupa siapa yang kasih, termasuk istilah serangan fajar supaya termemori. Sekali lagi saya tidak menuduh, tapi mengajak masyarakat waspada kemungkinan pelaku money politic, saya tidak menuduh bahwa pasti ada," pungkasnya.