"Bahwa tadi terjadi awan panas dengan jarak luncur 1.100 meter ya. Jadi ini termasuk awan panas yang kecil, artinya masih kurang dari rekomendasi yang kita sampaikan. Jadi yang kita sampaikan kan (radius) tiga kilometer (harus steril dari manusia), jadi masih (aman)," jelasnya kepada wartawan di kantornya, Yogyakarta, Senin (25/2/2019).
"Kemudian untuk rekomendasi masih sama ya, bahwa ini status masih waspada, jadi masih level II. Artinya masyarakat masih tenang, masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa," ungkapnya. "Jadi sekali lagi ini masih awan panas kecil," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini karena suplai magmanya sekarang ini kecil sekali ya. Jadi sudah berkali-kali kita sampaikan bahwa suplai magma sekarang ini kecil sekali ya. Sehingga ini yang membuat diam setelah (terjadi) awan panas kecil, setelah diam baru nanti muncul lagi," ujarnya.
Sementara akibat awan panas guguran, lanjut Hanik, hujan abu tipis terpantau terjadi di lereng Merapi yang berada wilayah Kabupaten Magelang. Tercatat sebagian wilayah Kecamatan Dukun di Kabupaten Magelang terdampak hujan abu tipis.
"Hujan abu itu tipis sekali ya, tipis sekali. (Hujan abu) hanya di sekitar Merapi saja, tidak signifikan, kecil sekali. Jangan dibilang sampai penerbangan ya, ini masih kecil. Saya sampaikan masih kecil, dan juga abunya tipis sekali sehingga hanya lokal saja," tutupnya. (ush/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini