Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Widodo, mengatakan telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk mendatangkan gajah jantan.
"Kita upayakan mendatangkan gajah jantan untuk menggantikan Jati. Nanti akan kita pasangkan dengan gajah betina koleksi kami," kata Bimo saat dihubungi detikcom, Sabtu (16/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa saja nanti Solo Zoo bertukar satwa dengan Gembira Loka Yogyakarta. Kita sama-sama minta izin kementerian," kata Bimo.
Adapun Jati ialah gajah jantan yang didatangkan dari Way Kambas, Lampung sejak 1984. Dia sempat dijodohkan dengan gajah betina bernama Wulan, namun Wulan mati karena hamil sungsang.
Kemudian Jati dijodohkan dengan gajah betina bernama Dian. Mereka memiliki seekor anak betina yang dinamakan Manohara.
Jati kemudian mati pada 5 Februari 2019 lalu karena faktor usia yang sudah tua, yakni 55 tahun. Kini koleksi gajah Solo Zoo tinggal dua ekor, yakni Dian yang berusia 50 tahun dan Manohara berusia 10 tahun.
"Dengan didatangkannya gajah jantan nanti, justru bisa kita jodohkan dengan Dian ataupun Manohara. Sehingga harapannya gajah ini bisa terus bereproduksi," pungkasnya. (bai/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini