"Hujan abu terjadi di beberapa wilayah," kata Ketua Forum Pengurangan Fesiko Bencana (FPRB) Selo, Mujianto, kepada detikcom melalui telepon selulernya Kamis (7/2/2019) malam.
Namun, kata dia, hujan abu yang terjadi sangat tipis. Abu terlihat menempel di dedaunan maupun media lain yang berada di tempat terbuka. Terlihat bercak-bercak putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu hujan abu juga melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Cepogo. Antara lain di Desa Genting dan Sukabumi.
Ari Wahyono, warga Desa Sukabumi, mengatakan wilayah desanya juga terjadi hujan abu tipis. Menurut dia, hujan abu juga terjadi di Desa Genting, Cepogo.
Peristiwa hujan abu vulkanik dari Gunung Merapi tersebut tidak berdampak pada aktivitas warga di lereng Merapi sisi timur dan timur laut itu. Karena sebagian besar sudah berada di dalam rumah dan istirahat malam.
Lebih lanjut Mujianto menambahkan, warga saat ini tetap tenang. Hujan abu tak mengganggu aktivitas warga.
"Warga tetap tenang, aktivitas warga seperti biasa," ujarnya.
Guguran kembali terjadi di Gunung Merapi. Akun Twitter resmi BPPTKG, @BPPTKG menyebutkan telah terjadi awan panas guguran pada pukul 18.28 WIB.
"Awan panas guguran teramati di Gunung #Merapi pukul 18.28 WIB, dengan jarak luncur Β± 2 km ke arah hulu Kali Gendol, amplitudo 70 dengan durasi 215 detik. #statuswaspada," tulis BPPTKG yang diunggak sekitar pukul 19.00 WIB.
Pada postingan berikutnya, BPPTKG menyatakan aktivitas tersebut berpotensi menimbulkan hujan abu di wilayah lereng gunung. "Awan panas guguran dan guguran lava berpotensi menimbulkan hujan abu, sehingga #WargaMerapi diharap tetap tenang serta selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik." (bgk/bgk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini