Hal tersebut disampaikan TGB saat dalam acara bedah buku 'Jalinan Keislaman, Keumatan dan Kebangsaan' di Solo, Jumat (1/2/2019). TGB hadir sebagai keynote speaker dalam acara tersebut.
"Indonesia ini memang di dalam konstitusinya tidak disebut sebagai negara agama. Tetapi ruang beragama di Indonesia ini adalah ruang yang paling luas dibanding tempat di manapun yang ada di atas bumi," kata TGB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti di Arab Saudi, kata TGB, pengeras suara masjid hanya difungsikan untuk panggilan salat lima waktu. Sedangkan di Indonesia seringkali digunakan untuk menyiarkan pengajian.
"Di Mesir Saya tinggal di situ lebih dari 7 tahun tidak ada saya menemukan suara dari loudspeaker masjid sebagaimana yang saya dengar di Solo, di Jakarta, di Lombok. Suara-suara pengajian, suara-suara tablig akbar hanya saya dengar dan saya nikmati di Indonesia kita," katanya.
Contoh lainnya, politisi Partai Golkar itu mengatakan masyarakat Indonesia dapat membangun tempat ibadah sesuai kebutuhan. Berada di daerah manapun, kata TGB, rumah-rumah ibadah dapat ditemui dengan mudah.
"Ke manapun kita pergi di Indonesia ini selalu ada rumah ibadah. Indonesia punya masjid dan musala yang terbanyak di dunia. Saudara-saudara yang nonmuslim pun juga ada ruang kesempatan untuk bisa mendirikan rumah ibadah sesuai dengan kebutuhan masing-masing," ujarnya.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat itu juga menampik adanya persepsi bahwa beribadah di Indonesia merupakan sesuatu yang sulit. Terlebih, muslim di Indonesia
"Islam kita sangat luas, sangat lapang. Dan pada saat yang sama, berislam kita di Indonesia sebagaimana yang ada di dalam Alquran ketika Allah menyifatkan dakwah dari Rasulullah, yaitu Islam yang rahmatan lil alamin," pungkasnya.











































