Pada tahun 2012, baru 37 hari menikah, Haris dan istrinya mengalami kecelakaan di Jalan Magelang-Purworejo. Istrinya meninggal dunia dan Haris mengalami patah kaki. Pascaoperasi patah kaki tersebut, Haris harus menjalani perawatan berkelanjutan di rumah selama dua tahun.
Seorang perawat di RST dr Soedjono Magelang yang membantu pengobatan lukanya memberitahu tentang khasiat madu klanceng. "Saya berkenalan dengan Pak Joko Prayitno (nama perawat tersebut), lalu disarankan mengonsumsi madu klanceng karena merupakan antibiotik terbaik," kata Haris saat ditemui di rumahnya di Kebonrejo II RT 04/RW IV, Candimulyo, Kabupaten Magelang, Rabu (30/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Haris lalu belajar berbagai informasi dan internet tentang budi daya lebah klanceng tersebut. Alumni Ponpes Lirboyo, Kediri yang kini berusia 37 tahun itu mulai merintis budi daya lebah klanceng pada tahun 2014. "Awalnya hanya 6 setup atau glodok, sekarang sekitar 1.300-an setup," tuturnya.
Baca juga: Melihat Budidaya Tawon Klanceng di Purworejo |
Koloni lebah klanceng bisa didapatkan secara liar kemudian dipecah-pecah lagi dalam setup. Setiap setup bisa dipanen dua bulan sekali. Setup atau glodok lebah klanceng tersebut diletakkan di kebun yang di sekitarnya ditumbuhi pepohonan dan tanaman. Perawatan harus memperhatikan vegetasi tanaman dan hama.
"Ternak lebah ini mudah. Justru yang perlu diperhatikan hama seperti kepik, laba-laba, semut dan katak. Selain mudah, hasil ternak lanceng juga menggembirakan. Satu sarang bisa menghasilkan satu sendok makan, kalau seribu (sarang) bisa mandi madu," ujarnya sembari tertawa.
![]() |
Haris lalu mengajak para remaja di kampungnya untuk budi daya lebah klanceng. Saat ini ada 20-an orang yang bergabung dalam kelompok Gubug Klanceng. Hasil panen madu mereka olah sendiri. Selanjutnya, juga dipasarkan sendiri dalam ukuran beragam dengan memanfaatkan media sosial.
"Awalnya promosi melalui facebook. Pembeli rata-rata toko yang berada di Bali, Jakarta, Bogor maupun kota lainnya. Ukuran 150 ml harga Rp 75.000, ukuran 250 ml sebesar Rp 125.000, setengah liter Rp 200.000 dan satu liter Rp 400.000," lanjutnya.
Haris tidak membuka toko maupun outlet. Namun jika ada orang yang bertandang di rumahnya untuk membeli madu klanceng, dia tetap melayani dan dipersilakan untuk mencobanya terlebih dahulu. "Ada madu klanceng yang manis, ada juga yang asam," ujarnya.
Secara kebetulan, ketika detikcom mengunjungi Haris, datang Siswanto (47), warga Blabak, Kecamatan Mungkid, Magelang. Siswanto datang ke rumah Haris untuk membeli madu klanceng anaknya yang mengalami kebocoran katup jantung. "Anak saya mengonsumsi madu klanceng sudah 4 tahun ini. Kalau sudah mengonsumsi madu klanceng jadi fit," tuturnya.
![]() |
Haris dan kawan-kawan kini Haris mengembangkan untuk eduwisata. Orang datang bukan sekadar membeli, namun untuk berlatih budi daya lebah klanceng. Bahkan beberapa desa binaan dari jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dikirim untuk mengikuti pelatihan.
"Yang pernah ke sini dari Kebumen, Pati, Blora, Semarang dan Boyolali. Terus tanggal 9 Februari mendatang dari SMA Ciamis," tuturnya. (mbr/mbr)