"Saya datang ari Jakarta hanya satu tujuan, ingin mendengarkan masalah seni dan budaya di sini. Hanya ingin mengapresiasi bidang seni dan budaya," ujar Nasir saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan pameran seni rupa di OHD Museum, Kota Magelang, Sabtu (26/1/2019).
Di acara pembukaan, Nasir membaca puisi karya Gus Mus, 'Lalu Aku Harus Bagaimana' yang diakuiya sebagai puisi yang paling dia senangi. "Kalau salah, tolong dibetulkan Gus Mus," tutur Nasir.
![]() |
Mengambil tema 'Manusia dan Kemanusiaan' pameran tersebut dibuka oleh pakar hukum tata negara, Mahfud Md. Pameran akan berlangsung hingga 15 April mendatang. Acara itu digagas oleh Gus Mus dan kemudian dikurasi Suwarno Wisetrotomo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurator Suwarno Wisetrotomo mengatakan, lukisan-lukisan yang ditampilkan adalah karya maestro yang sudah wafat maupun yang masih berkarya. Di antaranya adalah karya Joko Susilo, Kwee En Cong, Gunawan Mohamad, Nasirun, Butet Kartaredjasa, Dolorosa Sinaga, Ong Harry Wahyu, Fransisca F, Jitet Kustana dan Handoyo Sumodiharjo dan Gus Mus.
![]() |
"Kemudian koleksi OHD Museum antara lain kami pilih sangat-sangat selektif, yang dirasa sesuai dengan tema. Mereka adalah karya-karya lukisan Affandi, Sudjojono, Hendra Gunawan, Sudibyo, Widayat, Dadang Kristanto dan lukisan Sigit Santoso koleksi saudara Butet Kartaredjasa," tuturnya.
Pemilik OHD Museum, Oei Hong Djien, mengatakan, OHD menambahkan, pameran tersebut digagas oleh Gus Mus dengan berbagai pertimbangan. "Yang sekarang karya-karyanya (yang dipamerkan) masterpiecenya di OHD Museum," ujarnya.
![]() |
Sementara itu, Gus Mus mengatakan ide membuat pameran adalah timbulnya keresahan bersama tentang kemanusiaan. Para perupa itu intens berbincang tentang kondisi bukan hanya Indonesia, tapi di dunia. Banyak manusia yang sudah tercerabut kemanusiannya.
"Ini manusia menjadi memprihatinkan, lebih memprihatinkan lagi justru kita melihat agama yang mustinya mendekatkan manusia kepada Tuhan, justru akhir-akhir ini menjauhkan manusia dari Tuhannya, bahkan dari dirinya sendiri," kata dia.
"Jadi ini bermula dari keresahan seniman-seniman itu, seniman itu kan paling sensitif melihat kondisi seperti ini. Cara mereka untuk prihatin dengan mengadakan pameran seperti ini. Siapa tahu ada yang tertarik, ada yang masih tertarik, keindahan-keindahan kesenian," lanjutnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini