Diketahui, dua akun itu mengunggah video penggalan lagu Jogja Istimewa ciptaan Marzuki yang liriknya diubah dukungan ke paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandi. Sedangkan Marzuki sendiri menyatakan dia pendukung paslon nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf.
"Keberatan yang jelas menggunakan lagu itu untuk kampanye politik," kata Marzuki di Mapolda DIY, Selasa (15/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan ketika kubu Jokowi-Ma'ruf memakai lagu Jogja Istimewa untuk kepentingan kampanye Pilpres 2019 pun tidak akan dia izinkan.
"Ini digunakan kubu paslon Jokowi pun juga akan saya laporkan, meski saya tetap mendukung Jokowi, jelas itu. Pandangan politik tidak berpengaruh terhadap pelaporan ini," tandasnya.
"Semuanya harus belajar dengan peristiwa ini, di tengah kontestasi politik saat ini, kita tidak pantas mewarisi generasi bangsa dengan etika yang tidak beradab. Menurut saya menggunakan lagu orang tidak berizin itu tidak beretika," lanjutnya.
Marzuki mengaku dia tidak sekali ini mempersoalkan lagu Jogja Istimewa dipakai pihak lain untuk kepentingan tertentu. Selain hak cipta tercatat atas namanya selaku penulis lirik lagu Jogja Istimewa, lagu tersebut juga memiliki nilai historis antara pribadinya dengan Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Tapi juga kasus seperti ini bukan sekali ini, saya pernah somasi Pemda DIY karena gunakan lagu itu tanpa izin, Dinas Kebudayaan," ujarnya.
"Untuk kepentingan komersil pun tidak saya izinkan menyewa, gunakan lagu itu, ubah liriknya, saya tak akan izinkan. Itu prinsip saya terhadap lagu Jogja Istimewa. Dan sebelumnya tak ada pihak yang menghubungi, kalau ada ya tidak saya izinkan," imbuhnya.
Marzuki pun menyerahkan sepenuhnya ke polisi untuk memproses laporannya terhadap dua akun medsos sekaligus menelusuri siapa yang mengubah lirik dan memakainya untuk kepentingan kampanye politik.
Saksikan juga video 'Kill The DJ akan Polisikan Tim Kampanye Prabowo-Sandi':
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini