Wafatnya ilustrator komik legendaris asal Kota Yogyakarta ini cukup mengagetkan para kolega Herry terutama seniman, tak terkecuali anak sulungnya, Retno Asri. Neno, begitu Retno kerap disapa tidak percaya ayahnya menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta.
Neno bercerita, sebenarnya ayahnya ke Jakarta untuk menemani ibunya, Retno Susilo, yang sedang membetulkan gigi palsu. Selama di Jakarta, Herry dan Retno Susilo menginap di kediaman anak keduanya, Asih Anggarani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sampai di sana (klinik) kok enggak berkurang (sakitnya), akhirnya opname di (klinik) Pondok Indah empat atau lima hari. Terus pulang dapat lima hari di rumah, tapi kambuh lagi," ujar Neno di rumah duka di Nyutran, Mergangsan, Kota Yogya, Kamis (10/1/2019).
Karena kambuh, lanjut Neno, ayahnya dilarikan ke RS Siloam TB Simatupang, Jakarta Selatan. Namun ternyata kondisinya tak kunjung membaik, hingga akhirnya Herry menghembuskan nafas terakhirnya di RS tersebut, Rabu (9/1) sekitar pukul 18.58 WIB.
Dijelaskannya, jenazah almarhum diberangkatkan dari Jakarta ke Yogyakarta, Kamis (10/1) dini hari. Kini jenazah Herry masih disemayamkan di rumah duka, sebelum dimakamkan di Makam Seniman Giri Sapto Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.
Istri almarhum, Retno Susilo, menjelaskan selama hidupnya Herry banyak menghabiskan waktu untuk menggambar, terutama membuat ilustrasi. Bahkan saat dirawat di klinik di Pondok Indah dia masih sempat menggambar dokter yang merawatnya.
"Dia itu orang yang suka menahan sakit. Pokok'e kudu (pokoknya maunya) gambar. Saat-saat terakhir sebagai pasien itu dokternya dilukis. Itu (melukis dokter) kalau enggak 26 ya 24 Desember. Satu hari masuk (salah satu klinik) di Pondok Indah," tuturnya.
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini