"Yang positif DBD selama Desember hingga sekarang itu sebanyak 45 pasien. Dari 45 itu, ada satu dari luar Kabupaten Semarang yakni Gunungpati, Kota Semarang," ujar Direktur RSUD Ungaran, dr Setya Pinardi MKes saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (10/1/2019).
Adapun sejak Desember 2018 hingga sekarang total pasien demam yang berobat ada 98 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setya mengungkapkan ada peningkatan jumlah pasien di periode ini. Dia menduga hal ini terjadi karena faktor perubahan cuaca yang menjadi siklus rutin.
"Untuk pasien demam berdarah ini memang ada peningkatan khususnya mulai bulan Desember, ada peningkatan. Bisa rata-rata satu bulan itu sekitar 20 pasien, ini bisa berkisar sampai 70-an pasien satu bulan," imbuhnya.
"Kami selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan supaya tidak terjadi kejadian luar biasa di masyarakat," katanya.
Salah satu orang tua pasien, Sri Samponiyati mengatakan, anaknya didiagnosa positif DBD dan telah menjalani rawat inap selama 4 hari.
"Anak positif, ini sudah empat hari menjalani rawat inap," ujar dia.
Diwawancara sebelumnya, Kepala Bidang Pengendali dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, dr Hasty Wulandari mengatakan, ada 175 kasus DBD dan 2 orang meninggal dunia selama tahun 2018.
Baca juga: Pasien DBD di RSUD Blora Membludak |
Kasus DBD paling tinggi terjadi pada tahun 2016 sebanyak 993 kasus dengan 7 meninggal dunia. Kemudian pada tahun 2017 mengalami penurunan ada 246 kasus dengan 1 meninggal.
Untuk korban meninggal pada 2018, kata dia, terjadi pada bulan Mei 2018 dan akhir Desember 2018. Kemudian sebagai antisipasi DBD, Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang telah membuat surat edaran untuk melangsungkan gerakan PSN.
"Kami membuat surat edaran untuk melakukan PSN. Karena kalau fogging tidak menyelesaikan masalah," tuturnya. (sip/sip)