"Kita sisir sepanjang jalan ini kira-kira yang terjadi potensi seperti itu (talut longsor) di mana? Kalau ada nanti akan kita cegah. Misalnya ada saluran air yang rusak, sambil kita perbaiki," ujar Direktur Tehnik PT Jasa Marga Solo Ngawi (JSN), Aryo Gunanto, Rabu (26/12/2018) petang.
Apalagi, lanjutnya, pembangunan jalan tol yang selesai akhir November 2018 lalu, saat ini masih dalam masa pemeliharaan oleh kontraktor. Selesai pembangunan kemudian dipakai untuk arus mudik libur Natal dan tahun baru ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini masih dalam masa pemeliharaan. Selama tiga tahun ke depan kontraktor masih melakukan pemeliharaan dan kerusakan ini masih tanggungjawab dari kontraktor yang melaksanakannya," tandas Aryo.
Aryo menjelaskan jalan tol ruas Salatiga-Kartasura ini memang termasuk yang timbunan tanahnya tinggi. Timbunan tanah yang tergerus air hujan pada lerengnya, yang perlu diawasi agar tidak terjadi longsor lagi.
Baca juga: Talut Tol Baru Kok Ambrol? |
Pimpinan Proyek Tol Ruas Salatiga-Kartasura, Edi Priyono Broto mengatakan ada dua titik yang dia waspadai berpotensi longsor. Kedua titik tersebut yakni di sekitar rest area sementara di kilometer 487, Gumukrejo, Boyolali.
"Di sekitar kilometer 487+200. Tapi kecil, kita cegah dengan proteksi dulu sambil melihat nanti penangannya gimana," kata Edi (sip/sip)