Sebelumnya, Sandi mengatakan rencana pendirian rumah pemenangan Prabowo-Sandi di kota-kota besar di Jateng dan DIY. Namun terkait hal tersebut, Sandi mengaku bahwa tidak ada anggaran khusus untuk mendirikan posko tersebut.
"Justru relawan yang membiayai sendiri. Setiap kali kunjungan justru malah saya dapat uang, ada yang nyumbang Rp 5 juta ada yang nyumbang Rp 1 juta, dan di sini semuanya juga dengan sukarela," kata Sandi saat menghadiri dialog kerakyatan di Desa Kedungpuji, Kecamatan Gombong, Kebumen, Kamis (13/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandi menambahkan, cara berfikir lama bahwa untuk kegiatan politik harus menyiapkan anggaran khusus kini sudah berubah. Rumah pemenangan tersebut justru merupakan bentuk antusias masyarakat dalam mendukung kemenangan pasangan Prabowo-Sandi.
"Jadi cara berfikir lama bahwa kita menyiapkan budget itu sudah berubah karena sekarang masyarakat yang secara antusias menghadirkan rumah pemenangan itu untuk kita gunakan berkoordinasi," tambahnya.
Sebelumnya, tim pemenangan Prabowo-Sandi berencana mendirikan pos yang disebutnya sebagai posko pertempuran di Solo. Mereka berhasrat merebut suara hingga menghapus label Kandang Banteng.
Terkait hal tersebut, sebagian kalangan menilai bahwa keberadaan pos tempur itu tidak akan efektif memecah suara lawan politik di daerah basis fanatik. Menanggapi hal tersebut, Sandi justru menganggap posko tersebut didirikan bukan semata-mata untuk pertempuran.
"Ya jangan dilihat sebagai pertempuran, ini kan bagian dari perjuangan kita, ini juga ada rumah perjuangan di sini cukup efektif. Rumah-rumah ini jangan dibayangkan untuk pertempuran, tapi ini perjuangan dan pemenangan. Dan yang menang itu rakyat," pungkasnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini