MUI DIY: 212 Dulu Dalam Rangka Masalah Ahok, Sekarang Apa Lagi?

MUI DIY: 212 Dulu Dalam Rangka Masalah Ahok, Sekarang Apa Lagi?

Pradito Rida Pertana - detikNews
Sabtu, 01 Des 2018 22:26 WIB
Suasana menjelang reuni 212 di Monas. Foto: Lisye Sri Rahayu-detikcom
Yogyakarta - Berkenaan dengan reuni 212, Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY tidak mengirimkan anggotanya ke Monas, Jakarta. Menurut MUI DIY, acara tersebut agak bermuatan politik.

"Saya tidak melarang (datang ke reuni 212), tapi MUI (DIY) tidak akan ngirim. Jadi kalau ke sana monggo saja asal jangan membuat ramai-ramai, mau ramai-ramai politik, mau situasi itu (tak kondusif) tidak usah," kata Ketua MUI DIY, KH Thoha Abdurrahman saat dihubungi wartawan, Sabtu (1/12/2018).

Lanjut Thoha, alasan MUI DIY tidak mengirim anggotanya untuk menghadiri reuni 212 karena ia merasa acara tersebut bermuatan politik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya agak politik (di reuni 212), dan memang saya nggak setuju aja," katanya.

"Pertimbangannya sekerang sedang tahun politik jadi tidak usah ikut ramai-ramai," tutur Thoha.


"Karena 212 itu kan dalam rangka reuni yang (aksi) masalah Ahok dulu itu kan. Lha sekarang akan apa lagi?," imbuhnya.

Diketahui bersama, acara reuni 212 yang mengambil tempat di kawasan Monas besok, turut dihadiri ratusan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari DIY. Ketua DPW PKS DIY Muhammad Darul Falah mengatakan bahwa kader-kadernya itu berangkat tanpa fasilitas dari partai.

"Waduh nggak bisa dihitung secara pasti ya (yang berangkat berapa orang), mungkin ada sekitar 500 (Orang yang berangkat ke Reuni 212)," kata Falah saat dihubungi wartawan, Sabtu (1/12).


Namun diakuinya telah ada imbauan untuk datang ke reuni 212.

"Kita hanya sampaikan imbauan itu (ke reuni 212) dan mereka inisiatif (untuk berangkat). Jadi nggak ada (memberangkatkan) rombongan, paling (yang berangkat) semobil, dua mobil ramai-ramai bareng komunitasnya masing-masing," ujarnya.

"Komunitasnya seperti kumpulan di masjid-masjid," sambungnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads