Orang tua mereka adalah Yachoni (50) dan Sutipah (46), yang beralamat di RT 06 RW 08, Keluarahan Degayu, Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Sehari-hari Yachoni bekerja sebagai pembuat pendesain pola batik, sedangkan istrinya sebagai buruh batik.
Pasangan ini punya 6 anak. Yachoni punya pilihan sendiri ketika memberi nama anak-anaknya. Anak pertamanya yang laki-laki yang lahir 26 tahun yang lalu diberi nama 'Splendid'. Anak ketiganya diberi nama 'LY', anak keempatnya diberi nama 'Q'. Sedangkan anak kelima diberi nama 'Limma' sesuai dengan urutan kelahiran dan jumlah hurufnya.
![]() |
Demikian juga dengan alasan memberi nama 'LY' yang lahir pada situasi serba sulit pasca krisis moneter pada tahun 1999. "LY artinya 'Loyo'. Saat itu memang ekonomi kami loyo. Untuk makan dan membayar kontrakan susah. Eh anak itu lahir, ya kami beri nama LY," kenang Yachoni.
Baca juga: 20 Nama Bayi Laki-Laki dengan Arti Pandai |
Sedangkan latar belakang pemberikan nama 'Q' diharapkan sebagai queen seperti halnya pada permainan kartu. "Q itu ratu seperti pada kartu-kartu permainan itu. Ya diharapkan akan menjadi ratu yang berada di tengah-tengah keluarga," katanya.
Lain halnya dengan alasan memberi nama Limma. Dia diberi nama sesuai urutan kelahirannya, namun dengan penambahan satu huruf agar jumlahnya sama persis yakni 5 karakter. "Limma, urutan anak nomor lim. Bisa berarti perih. Diharapkan dia berani perih, siap sedia dalam menghadapi cobaan," tambah Yachoni.
![]() |
Keunikan nama-nama itu semuanya ide dari Yachon. Sutipah, istrinya, hanya memberikan nama pada anak kedua dan keenam, yakni Maetasari dan Arieska. Namun demikian Sutipah mengaku tidak keberatan dengan nama-nama unik untuk anak-anaknya itu.
Keempat anak Yachoni yang diberi nama unik, juga mengaku tidak terganggu dengan pemberian nama nyleneh itu. "Ya banyak yang penasaran, kok namanya 'Limma' aneh gitu. Ya senyum saja, bangga gitu, namanya tidak pasaran seperti lainnya. Artinya wani perih," kata Limma.
![]() |
Namun demikian, Limma yang saat ini duduk di bangku kelas delapan sebuah SMPN di Pekalongan, mengaku harus beberapa kali menjelaskan saat mendapatkan kenalan baru. (mbr/mbr)