Sejarah pengorbanan para anggota Tentara Pelajar (TP) berawal dari serangan Belanda yang terus terjadi meskipun kemerdekaan telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Peristirahatan terakhir para pejuang TP di Makam Pahlawan Desa Wareng, Kecamatan Butuh menjadi jejak sejarah perjuangan dan pengorbanan mereka.
Untuk mengenang perjuangan TP yang telah gugur ketika ikut mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1945 hingga 1949, Pemkab Purworejo bekerjasama dengan Paguyuban Alumni SMA N 1 Purworejo yang tergabung dalam Muda Ganesha menggelar Napak Tilas Tentara Pelajar pada Minggu (11/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Tujuannya ya untuk mengenang dan menghormati jasa para pejuang sekaligus memperingati Hari Pahlawan 2018, dengan ini nantinya bisa mewariskan semangat kejuangan dan kebangsaan kepada generasi muda. Selain itu juga berpartisipasi dalam pembangunan Purworejo dengan menciptakan kegiatan yang bernilai edukasi dan wisata. Pesertanya ribuan, ada pelajar se-Kabupaten Purworejo, alumni SMA N 1 Purworejo, ormas, komunitas, santri, karang taruna, TNI dan Polri," kata Ketua Umum Paguyuban Muda Ganesha Alumni SMAN 1 Purworejo, Dwi Wahyu Atmaji ketika ditemui detikcom di sela-sela acara, Minggu (11/11/2018).
![]() |
Dwi mengisahkan, berbagai serangan Tentara Pelajar dilakukan untuk menaklukkan tentara Belanda yang saat itu berada di wilayah Purworejo dan sekitarnya. Namun dalam perjuangannya itu, terdapat 21 pahlawan dari Kedu Selatan gugur.
"Untuk pahlawan dari TP yang dimakamkan di Wareng ada 6 orang, sedangkan lainnya tersebar di daerah lain termasuk di Taman Makam Pahlawan Purworejo," lanjut Dwi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
![]() |
Tentara Pelajar sendiri merupakan bagian dari Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) yang dipimpin oleh Imam Pratigyo. IPI berkembang pesat hingga saat ibu kota RI dipindah ke Yogyakarta dan IPI Purworejo menjadi IPI Kedu Selatan.
Sebelum pasukan muda yang tergabung dalam Brigade 17 itu akhirnya gugur, terjadilah serangan dari tentara Belanda yang saat itu menyerbu TP yang sedang melakukan pertemuan di daerah Wareng. Disinyalir, Belanda bisa mengetahui perihal pertemuan itu karena adanya mata-mata yang memberikan informasi tersebut dan melakukan serangan mendadak.
Baca juga: Pesan Jokowi di Balik Baju ala Bung Tomo |
Untuk menghormati para pahlawan tersebut, di area makam juga dibuat sebuah monumen atau prasasti yang ditulisi nama-nama TP yang telah gugur. Tidak hanya itu, nama Tentara Pelajar juga dijadikan sebagai nama jalan utama di Kota Purworejo dan di daerah lain.
Di sela-sela acara tersebut juga dideklarasikan Purworejo sebagai Kota Pejuang. Deklarasi dipimpin langsung oleh Bupati Purworejo, Agus Bastian, SE MM.
"Hari ini sekaligus kami mendeklariskan Purworejo sebagai Kota Pejuang. Banyak tokoh-tokoh penting dan pahlawan dari Purworejo ini dan yang terbaru adalah penetapan Kasman Singodimedjo sebagai Pahlawan Nasional yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. Purworejo kenyataannya memang Kota Pejuang, kota heritage," kata Agus Bastian.
Ribuan masyarakat pun tumplek blek di alun-alun kota untuk menyakasikan puncak acara napak tilas yang dirangkai dengan berbagai hiburan dan acara lain. Ke depan, gelaran tersebut akan menjadi agenda rutin tahunan. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini