Pulau Legon Jaten merupakan tempat konservasi penyu di Taman Nasional Karimunjawa. Selama 60 hari, proses penetasan telur penyu dilakukan secara alami.
Telur-telur penyu diambil oleh seorang nelayan dari pulau-pulai di Karimunjawa dan dibawa ke tempat konservasi. Lalu, dalam proses penetasan dijaga penuh perhatian selama 60 hari untuk menetas dan kemudian dilepas ke laut.
![]() |
Sukanan, seorang petugas penjaga konservasi penyu, menuturkan bahwa kegiatan konservasi sudah ada sejak 2003. Saat itu berada di Kemojan dan sempat dipindah di Pulau Menjangan Besar. Pada 2013 dipindah lagi ke Pulau Legon Jaten hingga saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per hari, pihaknya dapat mengumpulkan ratusan telur penyu. Dengan penanganan yang perlu hati-hati, 80 persen lebih di antaranya dapat menetas.
"Suhu udara harus terjaga. Karena kalau tidak bisa gagal menetas. Mulai pengambilan harus berhati-hati dan ditaruh di ember berisi pasir yang sesuai dari tempat sarangnya," lanjutnya.
![]() |
Setelah menetas, kata Sukanan, penyu kecil itu akan dilepas ke laut lepas untuk hidup dan berkembang biak.
"Pelepasan penyu itu dilakukan sore hari, untuk menghindari predator. Kalau pagi atau siang bisa dimangsa seperti elang dan ikan yang mengapung," imbuhnya.
Pihaknya berharap, penyu-penyu itu dapat hidup dan berkembang biak untuk keberlangsungan biota laut di Karimunjawa.
"Jangan sampai punah. Diperlukan upaya untuk melestarikan," tandasnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini