"Sudah masuk (Surat pengajuan tanggap darurat kekeringan dari BPBD Gunungkidul). Saya juga sudah koordinasi dengan Pak Edy (Basuki, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul) untuk secepatnya membuat RAB (Rencana Anggaran Belanja) penggunaan dana tak terduga," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gunungkidul, Drajad Ruswandono saat ditemui di ruangannya, Jumat (2/11/2018).
Disinggung mengenai kapan dana tak terduga akan dikucurkan kepada BPBD Gunungkidul, ia hanya menyebut sesegera mungkin. Mengingat saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan BPBD Gunungkidul untuk mendesain besaran anggaran dana tak terduga yang akan dipergunakan untuk menanggulangi masalah kekeringan di Gunungkidul.
"Minggu depan insyaallah sudah bisa diatasi (Masalah defisit dana untuk kekeringan) dengan anggaran dana tidak terduga itu, karena tidak mungkin ditunda lagi," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan sebelumnya, BPBD Kabupaten Gunungkidul mengalami defisit anggaran terkait droping air, terlebih hujan saat tak kunjung turun. Karenanya BPBD mengajukan surat tanggap darurat kekeringan ke Pemkab Gunungkidul.
"Karena dana untuk dropping (Air ke Kecamatan se-Gunungkidul) kami sudah habis, besok Jumat kami akan kirimkan surat (Tanggap darurat kekeringan) ke emkab," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki saat ditemui di Kantornya, Kamis (1/11/2018).
Menurutnya, anggaran untuk droping air pihaknya terbagi dalam beberapa peruntukkan seperti untuk membeli air dan bahan bakar. Selain itu, untuk anggaran membeli bahan bakar telah habis mengingat harga solar non subsidi mengalami kenaikan. Bahkan, karena hal itu pihaknya harus mengandangkan 2 dari 6 truk tanki yang digunakan untuk droping air.
"Masih bisa droping tapi hanya sampai hari Senin (5/11/2018). Bisa sampai Senin saja karena dibantu pihak ketiga. Karena itu kami ajukan surat ke pemkab agar menurunkan dana tak terduganya untuk masalah kekeringan," ujarnya. (bgs/bgs)