Massa dari pengusaha tambang pasir putih, sopir truk itu meminta bupati membatalkan rencana pemasangan portal di Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang.
Massa menyebut rencana tersebut merupakan bentuk arogansi bupati Banjarnegara. Sebab, rencana pemasangan portal tidak dibarengi dengan sosialisasi terlebih dahulu kepada pihak terkait.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pemasangan portal terlalu mengada-ada. Sebab, jalan Mantrianom - Masaran merupakan bekas jalan proyek Mrica yang digunakan untuk mengangkut batu hasil peledakan gunung Tampomas ke proyek Bendungan Mrica.
"Jadi jalan itu dibuat dengan spesifikasi menggunakan kelas tambang besar untuk menahan beban hingga 70 ton," jelasnya.
Massa mengancam akan membongkar paksa jika rencana pemasangan portal tetap dilakukan. Sebab, hal itu dikhawatirkan akan berdampak pada beralihnya investor ke daerah lain.
"Juga berdampak pada jumlah pengangguaran di daerah Mantrianom-Masaran," tuturnya.
Ketua DPRD Banjarnegara Nuryanto meminta agar eksekutif segera melakukan komunikasi dengan warga. Sehingga segera ada solusi terbaik terkait rencana tersebut.
"Rencana pemasangan portal ini memang mengagetkan. Sebaiknya, dalam waktu dekat segara dilakukan komunikasi antara eksekutif dengan warga," kata dia.
Terpisah, bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menuturkan akan tetap merealisasikan rencana pemasangan portal di Mantrianom-Masaran. Portal tersebut diperuntukkan kepada kendaraan roda 10 atau lebih.
"Rencana portal jalan terus. Ini untuk melindungi jalan kabupaten dari kendaraan ODOL over dimensi dan overload). Jadi colt diesel bak terbuka, dump truck ya boleh saja," ujarnya.
Saat ini, pihaknya tengah menggodok teknis pemasangan portal di jalan Mantrianom-Masaran. Sehingga, jalan awet dan pengusaha tetap bisa menjalankan usahanya seperti biasa.
"Saat ini sedang menggodok formula yang pas agar win-win solution," kata dia. (bgs/bgs)











































