Salah seorang sontoloyo, Dasar (60), warga Desa Sidowayah Kecamatan Kota Rembang, mengakui penghasilannya sebagai sontoloyo cukup untuk kebutuhan makan dan menabung setiap harinya. Uang tersebut merupakan hasil penjualan telur bebek yang diangonnya.
"Ya rata-rata bisa Rp 150 ribu sehari, tergantung jumlah telur yang bisa dikeluarkan bebek itu. Nominal itu sudah bersih, sudah terpotong biaya pakan bebek atau yang lain-lain, jadi bersih murni keuntungan," kata Dasar saat ditemui di rumahnya.
Baca juga: Menjadi Sontoloyo itu Berat... |
Penghasilan sejumlah itu diakui Dasar, apabila kondisi produksi telur sedang sepi. Pada kondisi saat ini yaitu musim kemarau, jumlah produksi telur yang dihasilkan bebek bisa lebih banyak setiap harinya dan kualitasnya pun bagus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Said, Sontoloyo lainnya mengaku lebih memilih penjualan telur dalam periode seminggu dua kali, karena jumlah bebek yang diangonnya hanya sekitar 100 ekor. Menurutnya, dengan metode penjualan ke bakul seminggu dua kali akan lebih efektif.
"Biasanya diambil hari Minggu sama hari Kamis. Sekali angkut biasanya 300-an butir. Ya lumayan terasa kan kalau begitu gak kasihan bakulnya yang jemput kesini," akunya.
(bgs/bgk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini