Mbah Dasar (60), seorang sontoloyo atau pengangon bebek asal Desa Sidowayah Kecamatan kota Rembang, Rembang, menyayangkan penggunaan kata sontoloyo yang cenderung bermakna negatif di masyarakat. Padahal, sontoloyo adalah pekerjaan halal dan diperlukan keahlian khusus, disamping juga perlu disiplin waktu dan ketekunan.
"Ya kalau pakai kata sontoloyo itu ya kurang pas lah sebenarnya. Kita ini orangnya kalau kerja itu sebenarnya konsisten lho. Ngurus bebek itu, kuncinya memang harus konsisten, jam makan jam sekian ya harus segitu tiap harinya. Disiplin," ujarnya saat ditemui detikcom, Kamis (25/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menjadi Sontoloyo itu Berat... |
"Saya ini punya hajatan menikahkan anak misalnya, ya mau nggak mau tetap harus meluangkan waktu sesuai jam buat ngurus bebek," lanjutnya.
![]() |
Menjadi seorang sontoloyo, lanjutnya, selain harus konsisten waktu dan disiplin juga dibutuhkan keahlian khusus. Utamanya, untuk bisa mengarahkan ratusan bebek saat menggiring atau menggembalakannya agar tak tercerai berai.
"Ya harus sabar juga. Bebek itu kan hewan ya, kita juga harus pinter-pinter biar bisa ngarahin jalannya. Coba orang sembarangan, apa iya bisa," tegasnya.
Sampai di sini, Anda masih tega melekatkan kesan buruk pada sontoloyo?
Saksikan juga video 'Politik Sontoloyo Jokowi Sindir Siapa?':
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini