Kiai Gribig ialah seorang ulama yang menyebarkan agama Islam di tanah kerajaan Mataram pada sekitar tahun 1600. Haulnya selalu diperingati setiap 15 Safar dalam kalender Hijriyah.
"Beliau sangat berjasa bagi kita, karena jasanya, kita mendapatkan hidayah Allah. Menjadi muslim, beriman. Iman adalah hidayah," kata Ma'ruf dalam sambutannya, Rabu (24/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Merekalah pelanjut tugas Rasulullah untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya, dari jahiliyah kepada iman," ujarnya.
Mantan Rais Aam PBNU itu mengajak masyarakat mencontoh Kiai Gribig dalam berdakwah, yakni dengan cara yang santun. Menurutnya, cara tersebut sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad.
"Yang menjadi contoh ialah cara berdakwah beliau yg santun, damai dan tidak menimbulkan kegaduhan. Tidak galak, tidak kasar, karena Rasulullah mengajarkan itu. Kalau kamu kasar, galak, mereka akan kabur," katanya.
Cara dakwah seperti itu, baginya sangat tepat diterapkan di Indonesia. Sebab Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai latar belakang.
"Ini perlu kita kembangkan, apalagi Indonesia negara yang majemuk, agar tidak terjadi konflik di negara ini. Apalagi kita punya dasar, pancasila dan UUD 45," kata dia.
Adapun acara haul ini merupakan rangkaian acara Yaqowiyu yang rutin digelar setiap tahun. Ma'ruf datang ke acara tersebut atas undangan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang merupakan keturunan Kiai Ageng Gribig.
Sebelum memulai haul, Ma'ruf dan Airlangga meresmikan bangunan kompleks makam Kiai Ageng Gribig yang baru saja dipugar. Mereka juga sempat berziarah dan berdoa di makam tersebut. (bgk/bgs)