Peringati Hari Santri, ASN di Batang Kompak Pakai Sarung dan Peci

Peringati Hari Santri, ASN di Batang Kompak Pakai Sarung dan Peci

Robby Bernardi - detikNews
Senin, 22 Okt 2018 11:46 WIB
ASN di Batang, Jawa Tengah. Foto: Robby Bernardi/detikcom
Batang - Ada pemandangan yang berbeda di lingkungan Setda Kabupaten Batang hari ini. Dalam rangka Hari Santri Nasional, seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Setda Batang, menggunakan pakaian baju koko lengkap dengan sarung dan pecinya.

Bupati Batang, Wihaji, usai menjadi inspektur upacara peringatan Hari Santri Nasional , mengatakan, untuk memperingati hari santri tersebut, pihaknya mewajibkan ASN di Kabupaten Batang menggunkan pakaian ala santri.

"Baju koko putih, sarung dan peci merupakan ciri khas dan identik buadaya santri dalam berbusana, sehingga kita wajibkan ASN untuk berbusana muslim di Indonesia," jelasnya, Senin (22/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun mengatakan mengenakan busana santri merupakan suatu penghormatan untuk mengingat sejarah perjuangan para ulama dan santri untuk negara.

Peringati Hari Santri, ASN di Batang Kompak Pakai Sarung dan PeciFoto: Robby Bernardi/detikcom

Pemandangan ASN berpakaian ala santri, juga terlihat dari ASN wanita yang menggunakan pakaian muslim berhijab ala santri. Kostum muslim ini, memang dikenakan para ASN, sehari penuh, termasuk juga dalam pelayanan masyarakat.

"Ya, tampak beda. Kayak di pondok. Lebih religius," kata Muslikhun, salah satu staf Humas Batang, pada detikcom.

Bupati Batang, menambahkan dengan pakaian ala santri ini, diharapkan para ASN untuk lebih berkarakter, sebagai santri terutama dalam pelayanan pada masyarakat.

"Murah senyum dan sopan dalam layanan masyarakat. Kita sebagai generasi penerus harus memiliki kepribadian yang baik sebagai tauladan dan pelopor bagi pemuda dan pemudi Bangsa Indonesia, seperti ulama dan santri terdahulu," Kata Wihaji.

Wihaji juga menyampaikan harapannya untuk para santri milenial. Menurutnya, santri masa kini bisa memanfaatkan teknologi untuk kemaslahatan bersama, bukan untuk penyebar informasi hoax.

"Sebagai santri milenia dapat menggunakan teknologi handphone sesuai dengan pemanfaatanya, jangan menyebarkan berita bohong atau hoax apalagi sampai menyebarkan kebencian," katanya. (sip/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads