Seminarnya Tak Dapat Izin, Ferry: UGM Tak Ajarkan Tanggung Jawab

Seminarnya Tak Dapat Izin, Ferry: UGM Tak Ajarkan Tanggung Jawab

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Sabtu, 13 Okt 2018 20:02 WIB
Ferry Mursyidan Baldan di Solo. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom
Solo - UGM mencabut izin seminar yang menghadirkan pembicara Sudirman Said dan Ferry Mursyidan Baldan. Ferry mengaku heran hal tersebut terjadi di kampus sekelas UGM.

"Saya ini aktivis kampus, sejak tahun 80 saya bolak balik acara begitu. Yang saya sedih itu terjadi di kampus yang punya tradisi intelektual tinggi UGM," katanya seusai acara deklarasi relawan Prabowo-Sandi di Solo, Sabtu (13/10/2018).

Dia menyayangkan pembatalan dilakukan tiga jam sebelum acara dimulai. Padahal seluruh persiapan sudah dilakukan panitia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebetulnya kalau tidak boleh itu dari awal. Ini 3 jam menjelang lho. Awalnya sudah diizinkan boleh, tentu panitia sudah memasang backdrop, kalau ngak ada izin kan nggak mungkin," ujarnya.

Dia juga mendengar bahwa panitia diancam DO jika nekat menyelenggarakan seminar. Meskipun, UGM menampik memberi ancaman tersebut.


"Apa urusan DO? DO itu untuk urusan lain. Ini kan bukan hanya soal pembatalan, tapi bagaimana menjelaskan ke narasumber, bagaimana pengembalian biaya karena tidak jadi, kampus tidak mengajari bagaimana bertanggungjawab," kata dia.

Menurutnya, materi seminar pun tidak ada kaitannya dengan politik. Seminar tersebut bertema kepemimpinan era milenial di masa revolusi industri 4.0.


"Saya hadir di kampus, walaupun timses Prabowo-Sandi, saya tidak pernah ngomong itu (politik)," ujar mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang itu.

Ditanya kemungkinan keputusan UGM adalah hal politis, Ferry enggan mengomentarinya.

"Kalau itu no comment. Tapi saya rasa baru kali ini terjadi. Sekonvensional kampus manapun saya belum pernah mengalami," pungkasnya. (bai/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads