Makam tersebut terletak satu komplek dengan masjidnya di dekat ujung Tol Kaligawe Semarang. Makam berada di lantai pertama dan masjid di lantai kedua.
Rencana perluasan itu tercetus setelah adanya kucuran bantuan tunai dari bangsawan Malaysia, Yang Mulia Raja Mohamad Amin Ibni Yang Mulia Datu Tuan Raja Azhar senilai total Rp 500 juta. Bantuan sudah diberikan bertahap, sebelumnya Rp 100 juta dan hari ini Rp 400 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nantinya, tanah itu (dibelakang masjid) akan kami manfaatkan untuk area parkir karena setiap hari ada sekitar 10 sampai 20 bus peziarah," kata Fajar, Jumat (28/9/2018).
![]() |
Ia berharap nantinya bisa lebih banyak peziarah yang bisa ditampung. Selain itu biaya tersebut akan digunakan menyelesaikan pembangunan 4 menara masjid.
"Akan dikembangkan ke belakang agar bisa memuat 500 peziarah," ujarnya.
Bantuan diserahkan langsung oleh Raja Amin kepada Fajar berupa uang tunai dalam peti kecil. Juru bicara Raja Amin, Dato Seri Bagong Hisam Ahmad mengatakan bantuan dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada pihak pengelola masjid dan makam.
"Bantuan ini untuk masjid dan makam, sebagai upaya menjaga tali silaturahmi," katanya.
![]() |
Ia menjelaskan Syekh Hussen Jumadil Kubro memiliki riwayat sebagai leluhur Raja Sakti di Malaysia. Pihaknya menelusuri hal itu sekaligus menjalin silaturahmi.
"Syekh Jumadil Kubro merupakan leluhur Raja Sakti dan itu tertera dalam skrip yang tersimpan di museum," tandasnya.
Selain memberikan bantuan, juga dibentuk yayasan Kesultanan Raja Sakti At Thomim Al Akbar Syekh Hussen Jumadil Kubro untuk mempemudah pemberian bantuan berikutnya.
Syekh Jumadil Kubro merupakan tokoh penyebar agama Islam di Indonesia seblum masa Walisongo. Dipercaya ia merupakan kakek dari Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan Raden Paku atau Sunan Giri. Selain itu Sunan Bonang dan Sudnan Drajad merupakan buyut dan Sunan Kudus adalah cicit.
![]() |
Tidak heran jika peziarah di makam tersebut selalu ramai apalagi akhir pekan. Masjid di lingkungan makam dibangun sekitar tahun 2009 karena banyaknya peziarah yang datang. Namun kapasitasnya masih kurang dan perlu diperlebar.
Namun selain di Semarang, ada 3 tempat lain yang dipercaya sebagai makam Syekh Jumadil Kubro yaitu di situs Trowulan Majapahi Mojokerto, Desa Turgo Yogyakarta, dan Parangtritis Yogyakarta. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini