Acara ini digelar di Dukuh Krajan, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kamis (27/9/2018) sore. Ada sekitar 13 gunungan terbuat dari aneka sayuran dan buah-buahan. Gunungan ini merupakan perwakilan setiap RT desa itu.
Sejak siang hingga menjelang sore, warga desa memenuhi depan halaman Masjid Baitul Naim. Panitia akan memberangkatkan peserta kirab dari tempat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panitia kirab, Kusdi mengatakan penyelenggaraan kirab gunungan merupakan agenda rutin setiap tahun. Saat ini, warga telah menggelar kirab ke-16.
"Jadi ini sudah diadakan ke-16 kalinya," tutur Kusdi pada wartawan di lokasi.
Dia menuturkan, kirab budaya ini bertujuan untuk memperingati haul cikal bakal Desa Karangrowo yakni Raden Ki Ageng Sipah Darmo Winoto dan Raden Ronggojoyo, menantunya.
Heri Darwanto, Kepala Desa Karangrowo menceritakan sekilas sejarah cikal bakal desa. Yakni Raden Ki Ageng Sipah Darmo Winoto atau Mbah Sipah Ronggojoyo berasal dari Mataram. Mbah Sipah melanglang buana dari Mataram pakai perahu gethek.
"Saat itu melalui Babalan-Jati (Kecamatan Jati Kudus), gethek yang dinaiki Mbah Sipah melewati rawa atau rowo, atau balong. Daerah itu dinamakan Karangrowo. Karang berarti panggonan, dan rowo adalah balong," beber Heri.
Sementara gunungan yang dikirab berisikan hasil bumi dari desa itu, mulai dari sayur, nasi/beras, buah-buahan dan lainnya. Kusdi menambahkan, jumlah gunungan kurang lebih ada 13 dari seluruh RT yang ada. Gunungan, lanjut Kusdi, dikirab keliling desa. Dia melanjutkan, kegiatan diselenggarakan dari NU maupun Ansor yang didukung pemerintah desa dan kecamatan serta tokoh masyarakat. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini