Dengan mengenakan setelan jas dan emblem bupati lengkap dengan peci, mereka keluar dari masjid. Ribuan warga sudah bersiap menyambutnya. Meliputi kelompok pemuda, Suporter Macan Muria (SMM), driver ojek online, dan lapisan warga lainnya.
Tampak ikon macan Muria ikut menyambutnya. Pria dengan sekujur badan dicat kuning, doreng, serta mengenakan celana pendek yang dilengkapi ekor-ekoran, bergerak lincah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi pakai peci di masjid. Tidak berani pakai pad (penutup kepala kepala daerah). Karena di pendapa, baru pakai pad. Itu menghormati," kata Tamzil dalam sambutannya di Pendapa Pemkab Kudus, Senin (24/9/2018).
Menurutnya, dia dan Hartopo siap melayani masyarakat Kudus tanpa membedakan.
"Saya dikasih PR dari Gubernur. Gubernur titip Kudus. Dibuat kondusif dan melayani masyarakat sebaiknya. Para kiai, ulama, dan kami umara, komunikasi harus terjaga dengan baik," imbuhnya.
Dia mengatakan, ada satu hal yang ditekankan gubernur yakni meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat. Dia sepakat dengan amanat itu. Sebab Kudus memang mempunyai beragam produk kreatif.
"Kudus punya macam-macam. Tinggal ditingkatkan," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Tamzil juga menyinggung visi dan misinya. Yaitu memberikan uang kesejahteraan pada kiai, guru ngaji, guru madrasah diniyah, marbot masjid, imam musala, hingga yatim piatu. Saat ini, kata Tamzil, hal itu masih dalam proses pembahasan.
"Beri kami waktu dua bulan menyelesaikan data sebenarnya. Agar jelas siapa guru. Siapa imam musala, siapa yatim piatu," ungkapnya.
Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan mencari pelatih tim sepak bola Persiku.
"Kalau Persiku maju, kaos laris, PKL laris, dan ramai," bebernya.
Selanjutnya, dia juga menyampaikan bahwa nantinya setiap kebijakan yang dibuat akan lebih dulu dikonsultasikan ke ulama.
"Kalau kami lupa tolong dijewer. Kami sing gawe beliau. Tolong kami dingatkan kalau lelet, lambat. Jangan sampai kami mabuk. Mari kita jaga Kudus," pungkasnya.
Tonton juga 'Batu Kali Dicat Warna-warni Jadi Kontroversi di Kudus':
(sip/skm)