Kedua mahasiswa itu ialah Ajeng Nurtri Hidayati dari jurusan Ilmu Komunikasi dan Iqbal Nurii Anam dari Teknik Sipil. Mereka merupakan anggota Mahasiswa Muslim Pecinta Alam (Malimpa) UMS.
Ajeng dan Iqbal berangkat dari Indonesia pada 13 September dan tiba di Ulan Bator, ibu kota Mongolia, keesokan harinya. Mereka lalu menuju Bayan Ulgi yang terletak di kaki Gunung Khuiten dan bersiap melakukan pendakian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di ketinggian 4 ribu Mbak Ajeng sempat kena gejala frosbite, jadi tangannya terasa aneh. Setelah dibuka kaus tangannya ternyata jari kelingking kiri warnanya sudah berubah, langsung ditangani oleh mountain guide," kata Iqbal, Senin (24/9/2018).
Saat kembali ke markas, jari kelingking Ajeng mengalami bengkak dan bernanah. Kondisi tersebut dapat diatasi tim medis dan jarinya harus diperban selama dua hari.
![]() |
Setelah melakukan pendakian, kedua anggota tim Malimpa UMS International Expedition (MUIE) ini melanjutkan tugasnya mengobservasi kehidupan masyarakat di Bayan Ulgi. Suku Kazakh Nomad yang tinggal di situ mayoritas merupakan umat Islam.
"Kami mendata, mengeksplorasi khazanah Islam suku Kazakh Nomad di kaki gunung itu. Kami tinggal dan menjalani hidup seperti keseharian mereka," ujar dia.
![]() |
Menurutnya, kondisi muslim di Bayan Ulgi sudah cukup berkembang. Pemerintah setempat pun telah memberi kebebasan rakyat dalam menjalani kehidupan beragama.
"Pemerintahan juga sudah beda. Dulu komunis, sekarang demokratis. Masalah agama kepercayaan mereka dibebaskan. Kita lihat sudah ada masjid besar di sana," ujarnya.
Iqbal berharap pengalamannya ini dapat memacu semangat para pemuda Indonesia untuk terus berkarya. Dengan demikian, Indonesia dapat semakin dikenal oleh dunia.
![]() |
"Semoga bisa memicu semangat saudara-saudara di Indonesia untuk terus berkarya, berkreasi, berinovasi. Tunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa besar yang enggak bisa diremehkan," pungkasnya.
Iqbal dan Ajeng kini telah mengakhiri observasinya di Bayan Ulgi. Rencananya mereka akan tiba di Indonesia pada 27 September 2018 nanti.
Tonton juga 'Pesta bareng Genghis Khan di Inner Mongolia':
(sip/sip)