"Owner kita berpesan walaupun kerja di dunia seperti ini jangan sampai kita melupakan Tuhan. (Acara kajian agama) ini atas kemauan anak-anak (para pekerja) dan kita hanya memberi tempat, memfasilitasi," kata HRD Corporate Boshe Yogya, Titik Sugiarti ditemui di sela acara kajian Gus Miftah di Boshe Yogya, Kamis (13/9/2018).
Titik mengaku Gus Miftah dakwah di Boshe Yogya sejak Boshe mulai beroperasional tahun 2006. "Dulu awalnya ada ustaz lain, ketika pas Gus Miftah ngisi, ternyata anak-anak cocok, pembawaan menyenangkan. Di Yogya sudah berjalan 12 tahun, kalau Boshe Bali baru 8 tahun," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya kerja-kerja tapi jangan lupa ibadah. Yang ikut kajian semua muslim, untuk anak-anak non muslim juga ada, di ruangan khusus dan beda waktu dengan pengisi kajian juga non muslim," jelasnya.
Acara kajian Gus Miftah di Boshe Yogya terjadwal rutin dua pekan sekali. Setiap kajian berdurasi satu jam dimulai selepas Maghrib. Sekitar 200 pekerja kafe, karaoke, hingga sekuriti Boshe rutin mengikutinya.
"Anak-anak senang ikut kajian, waktu puasa, libur sebulan, pada tanya kapan siraman rohani lagi," imbuh Titik.
Manajer Operasional Boshe Yogya, Pinta Guntarta menambahkan, pekerja Boshe antusias ikut kajian agama karena selama ini mereka tidak setiap hari bisa mengikuti kegiatan semacam itu.
"Manajemen juga memiliki niat mengingatkan kita semua agar selalu ingat Tuhan, kegiatan ini akan terus digelar, ketika Gus Miftah berhalangan, ada ustaz lain yang mengisi," jelasnya.
Pinta juga mengakui metode dakwah Gus Miftah mudah diterima. "Cara penyampaian lebih gampang diterima, tidak semua ustaz sepertinya bisa sama metodenya, model kayak stand up comedy, ada seriusnya, ada selingan canda," imbuhnya.
Saksikan juga video 'Viral Dakwah di Klub Malam, KH Said Aqil: Saya Sendiri Tidak Mampu':
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini