Tolong! Kakak Beradik di Bantul Ini Derita Hidrosefalus

Tolong! Kakak Beradik di Bantul Ini Derita Hidrosefalus

Usman Hadi - detikNews
Selasa, 04 Sep 2018 12:35 WIB
Foto: Usman Hadi/detikcom
Bantul - Kakak beradik warga Dusun Rejosari, Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Bantul, DI Yogyakarta, menderita hidrosefalus. Dua anak ini membutuhkan pertolongan karena sudah menjadi anak yatim.

Keduanya yakni Ahmad Yuandi Nurrova (10), dan Riza Gionino (6), anak ketiga dan keempat Sumini (40). Ahmad dan Riza, begitu mereka kerap disapa, menderita hidrosefalus sejak lahir. Ahmad diketahui terkena hidrosefalus saat berusia 35 hari. Sementara Riza diketahui menderita penyakit yang sama sejak lahir.

Pengobatan terhadap mereka berdua berhenti tatkala suami Sumini, Wagiran, meninggal karena kecelakaan kerja tahun 2016 lalu. Sumini kemudian menjadi kepala keluarga dan seorang diri mengurus anak-anaknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumini memiliki lima orang anak. Pertama Kelik Mustofa yang belum lama ini berhasil menamatkan pendidikan SMK. Kedua Anggit Wahyu yang kini menginjak kelas 9 SMP, ketiga Ahmad, keempat Riza, terakhir Shiva yang masih PAUD.

Dari kelima anaknya, hanya Ahmad dan Riza yang menderita hidrosefalus atau penumpukan cairan di dalam otak. Kedua anaknya itu kini setiap hari hanya bisa menghabiskan waktu dengan terbaring di tempat tidur.

"Iya (Ahmad dan Riza hanya) di rumah saja," kata Sumini kepada wartawan di rumahnya, Selasa (4/9/2018).

Sumini setiap harinya bekerja sebagai penjahit. Itu pun kalau dia mendapat order dari tetangga sekitar. Hasil kerjanya pun tidak seberapa, hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Bupati Bantul Suharsono kunjngi warga yang derita hidrosefalusBupati Bantul Suharsono kunjngi warga yang derita hidrosefalus Foto: Usman Hadi/detikcom

"Karena kerepotan saya tidak bisa mengantar (Ahmad dan Riza) terapi atau kontrol. Ya pengen sih mas (keduanya sembuh), tapi karena saya tidak punya biaya, karena saya juga repot, suami sudah meninggal," ungkapnya.

"Saya ada menjahit, tapi ya (hasilnya) tidak cukup untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. (Pendapatnya) ya enggak pasti, yang paling penting kan momong anak. (Kebutuhannya) ya banyak, untuk mengurus anak," ucapnya.

Sementara Bupati Bantul Suharsono berjanji akan membantu kedua anak penderita hidrosefalus tersebut. Tak hanya itu, dia juga berjanji akan berupaya membantu anak Sumini yang masih mengenyam bangku sekolah.

"Ibu ini sudah tidak punya suami. Suaminya meninggal tiga tahun yang lalu karena kecelakaan kerja, kemudian ibunya kerja penjahit, yang sakit hidrosefalus dua anak dari lima anaknya," ujarnya.

"Saya sangat trenyuh. Prinsip saya hidup itu andaikata ini saya, manakala yang mengalami itu saya, begitu susahnya. Menghidupi anak, suami tidak ada, makanya saya tergugah untuk terjun langsung melihat," lanjutnya.

Suharsono memang menyempatkan diri menjenguk Ahmad dan Riza di Terong. Dalam kunjungan tersebut juga ada Kadis Sosial dan P3A Bantul Edi Susanto, dan Kepala Dinkes Bantul Maya Shintowati.

"Tadi (Sumini) sudah saya beri masukan, saya beri arahan, dan bagaimanapun itu adalah orangrtua terhadap anak harus disayangi dan sebagainya. Semua sudah kehendak Allah, jadi (Sumini) harus dibimbing," jelasnya.

"(Ahmad dan Riza) lama tidak kontrol tadi tak suruh kontrol, tak suruh mengantar ke RS. Jadi ke Rumah Sakit Hardjolukito yang dekat dari sini, kemudian saya mau telepon langsung (RS Hardjolukito) tak suruh merawat," tutupnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads