Ribuan penari yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA yang berkolaborasi dengan grup kesenian lokal berlenggak lenggok bersama di lapangan Desa Purwodadi, Kecamatan Purwodadi pada Minggu (2/9/2018) sore.
Gerakan rancak yang diiringi dengan musik tradisional itu nampak indah dan megah untuk dinikmati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ini untuk nguri-uri kabudayan (melestarikan kebudayaan) agar terus lestari. Selain itu juga masih dalam rangka memperingati HUT RI ke-73 serta menyambut Romansa Purworejo 2020, itu lah kenapa penarinya berjumlah 2.020," kata bupati Purworejo, Agus Bastian yang hadir di tengah-tengah ribuan penari tersebut, Minggu (2/9/2018).
![]() |
Acara yang dikemas dalam Tajuk Gerebeg Jathilan itu diharapkan bisa menjadi agenda rutin. Sebagai daerah penyangga, Purworejo sedang gencar menyiapkan berbagai fasilitas pendukung terkait dibangunnya New Yogyakarta International Airport (NYIA).
"Kami harap ini bisa jadi agenda rutin yang ke depannya bisa dikemas menjadi atraksi yang lebih bagus lagi," imbuh Agus.
Sebelum tarian kuda lumping atau jathilan kolosal digelar, sebuah kuda lumping raksasa yang terbuat dari anyaman bambu diarak keliling kampung. Ribuan penari jathilan juga ikut mengiringi.
![]() |
Ribuan penonton nampak antusias menyaksikan sajian budaya itu. Salah seorang pengunjung dari Prancis, Sarah (34) mengaku terpukau dengan suguhan tersebut. Ia yang datang bersama kedua temannya tampak tak henti-henti bertepuk tangan sambil tersenyum.
"Bagus, baru pertama lihat, di negara saya kan tidak ada tarian seperti ini. Apalagi yang nari anak-anak jadi lucu," kata Sarah. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini