Kegiatan dimulai pada Sabtu (25/8/2018) sekitar pukul 20.30 WIB di Alun-alun Kota Purwokerto dan dilepas oleh PJ Bupati Banyumas, Budi Wibowo. Ribuan orang tumpah ruah di Alun-alun Kota Purwokerto dan sepanjang jalan Jenderal Soedirman Purwokerto tempat berlangsungnya festival ini.
Dalam sambutannya, Budi Wibowo mengatakan jika kesenian tradisional kentongan ini dahulu namanya Tek Tek, sekarang menjadi kentongan dan merupakan salah satu alat komunikasi untuk menginformasikan situasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara menurut Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Asis Kusumandani mengatakan jika Festival kentongan setiap tahunnya selalu ditunggu oleh masyarakat Banyumas dan sekitarnya.
![]() |
"27 grup kentongan merupakan group kentongan unggulan perwakilan Kecamatan se Kabupaten Banyumas, dan ditambah 1 peserta eksebisi dari Paguyuban Kentongan Banyumas (Pakenmas) yang akan menampilkan gambaran perkembangan seni ketongan di Kabupaten Banyumas dari masa ke masa," jelas Asis.
Dalam festival kentongan ini setiap peserta dalam satu group kentongan berjumlah 37-45 pemain, dengan alat musik angklung, bedug bas, bedug celo, eret-eret, tamborin, kentong minimal 20 dan suling. Kemudian ada mayoret, penari yang dibatasi maksimal 9 orang.
![]() |
Sedangkan untuk kriteria penilaian dalam Festival Kentongan ini, tim juri akan menilai mulai dari penggarapan musikalisasi kentong, kemudian penggarapan vokal, kreativitas, koreografi dan busana.
"Peserta diberi kesempatan untuk display di garis start dengan alokasi waku 5 menit, dengan membawakan lagu yang sudah disepakati," jelasnya. (sip/sip)