Media massa dianggap berperan penting sebagai sumber rujukan terpercaya bagi masyarakat. Namun belakangan media massa, terutama online, berbaur dengan media sosial yang tidak valid.
Hal itu disampaikan Menkominfo Rudiantara dalam pencanangan gerakan 'Media Bermartabat untuk Pemilu Berkualitas' di Monumen Pers, Solo, Senin (6/8/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tercatat ada 47 ribu media online yang dapat ditemukan di internet. Namun hingga saat ini, kata Rudi, baru sekitar 2 ribu media yang sudah diverifikasi.
Dia juga menyebut ada fenomena ketika media arus utama atau mainstream justru mengikuti dinamika media sosial. Hal itu dikhawatirkan membuat masyarakat kebingungan mencari informasi yang benar.
"Kadang media mainstream pengin cepat-cepat juga, lalu ambil dari medsos. Setelah tayang diviralkan lagi di medsos. Akhirnya jadi lingkaran setan. Ini yang kita putus, harus kita gunting," ujar dia.
Meski demikian, dia meyakini bahwa media massa tetap menjunjung tinggi kaidah jurnalistik seperti check and balance. Sedangkan media sosial hampir-hampir tidak melakukan itu.
"Jangan sampai media apalagi media online dan media sosial dimanfaatkan untuk mengumbar informasi yang sifatnya negatif, yang selalu melakukan agitasi, menyebarkan hoax," tutupnya.
(bgs/bgs)











































