Sejauh ini terjemahan quran dalam sejumlah bahasa daerah sudah dilakukan oleh Kementerian Agama. Bahkan saat ini sudah ada Alquran terjemahan Bahasa Jawa dialek Banyumasan.
Melihat itu, para budayawan Tegal ingin ada quran terjemahan Bahasa Jawa dialek Tegal. Tujuan selain untuk pelestarian dialek bahasa lokal, juga agar masyarakat yang menggunakan bahasa daerah bisa memahami makna quran dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atmo menngatakan, tim yang akan membuat terjemahan telah bertemu dengan budayawan Ahmad Tohari di Banyumas, untuk meminta masukan. Tohari adalah salah satu inisiator dari penyusunan quran terjemahan dialek Banyumasan.
"Nantinya, yang akan membuat terjemahan Alquran itu dari tim ahli Kementerian Agama. Kami memberikan masukan kosakata yang merupakan asli Tegal," lanjut Atmo.
Ketua MUI Kota Tegal, KH Abu Chaer Annur, menegaskan bahwa terjemahan atau tafsir quran harus dilakukan oleh ahlinya. Quran adalah kitab suci dan menjadi pedoman bagi umat Islam sehingga harus harus diterjemahkan oleh ahli tafsir yang menguasai bahasa Arab hingga kandungan kesusastraan yang ada di dalamnya.
"Para pelaku (penyusun) harus menguasai tentang sebab-sebab yang menyertai turunnya ayat-ayat Al Quran, ayat ini turun ada kejadian apa, itu yang disebut asbabul nuzul atau kejadian yang mengiringi turunnya ayat Al Quran. Tahu persis ayat ini diturunkan untuk apa," tutur Abu Chaer.
"Saya tidak bisa melarang ada orang yang punya keinginan untuk membuat terjemahan Alquran ke dalam bahasa (dialek) tegalan, tetapi jangan sampai asal-asalan. Harus ada orang yang ahli, harus ada kajian yang mendalam," pungkas Abu Chaer. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini