Mahasiswa Untidar Teliti Limbah Gula Tebu Jadi Perangkap Nyamuk

Mahasiswa Untidar Teliti Limbah Gula Tebu Jadi Perangkap Nyamuk

Pertiwi - detikNews
Senin, 30 Jul 2018 17:48 WIB
Foto: Pertiwi/detikcom
Magelang - Tiga mahasiswa Universitas Negeri Tidar (Untidar) Magelang berhasil meneliti manfaat lain dari molase (limbah pengolahan gula tebu). Limbah gula tebu ini jadi alat penarik dan perangkap nyamuk.

Mereka yakni Imam Badrus Soleh (Fakultas Agroteknologi), Ayu Septia Andriani (Fakultas Agroteknologi) dan Siti Mulyani (Fakultas Pendidikan IPA).
Ketiganya melakukan penelitian dan berhasil menemukan bahwa molase tidak hanya dimanfaatkan sebagai campuran pupuk cair, namun juga penarik (antraktan) nyamuk.

"Molase ini adalah limbah pengolahan gula tebu berwujud cairan kental berwarna cokelat. Bisa ditemukan di toko-toko pertanian," jelas Imam Badrus Soleh yang juga Ketua Tim Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE) Uji Efektivitas Fermentasi Molase sebagai Antraktan Nyamuk dengan Metode Eksplorasi, di kampus Untidar, Senin (30/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imam mengatakan, selama ini, molase terkenal hanya dimanfaatkan untuk campuran pupuk cair saja. Dirinya bersama sejumlah temannya kemudian berinisiatif untuk meneliti manfaat lain dari limbah tersebut.

"Setelah melalui penelitian, ternyata fermentasi molase dan ragi roti terbukti dapat digunakan sebagai penarik (antraktan) nyamuk. Hasil fermentasi ini kemudian dimasukkan ke sebuah alat perangkap sederhana dari botol plastik dan ditempatkan di pojok-pojok ruangan," terang Imam.

Uji coba fermentasi molase dilaksanakan selama 14 hari pada pertengahan Mei 2018 lalu di salah satu rumah mahasiswa Umtidar, Tri Sulistyo. Dalam 1 ruangan ditempatkan 3-4 botol berisi cairan fermentasi molase.

Menurut Imam, antraktan nyamuk dari molase ini tidak hanya mampu mengusir nyamuk seperti produk yang sudah ada di pasaran, tetapi juga menjebak nyamuk ke dalam perangkap.

"Produk obat nyamuk dipasaran hanya mengusir nyamuk dan akhirnya pindah ke tempat lain. Berbeda dengan fermentasi molase ini, memerangkap dan akhirnya nyamuk mati didalamnya," ungkapnya.

Setelah selesai masa uji coba, lanjut Imam, diketahui bahwa 1 botol fermentasi molase berhasil memerangkap rata-rata 17 hingga 20 nyamuk.

"Fermentasi molase ini jelas lebih aman dari produk pasaran yang banyak menggunakan bahan kimia, hanya saja kami masih perlu melakukan penelitian lanjutan untuk menyempurnakan formulasi dan perangkapnya," tuturnya.

Meski demikian lanjut dia, bau gas CO2 hasil fermentasi masih tercium tajam serta perangkap nyamuk yang masih menggunakan botol bekas dirasa masih kurang menarik dan rawan tumpah.

"Uji coba keamanan gas CO2 hasil fermentasi molase ini juga perlu penelitian lanjutan, misal apakah kedepannya aman digunakan untuk ruangan yang terdapat bayi atau anak-anak ," pungkas Imam.



Tonton juga video: 'Ilmuwan Brasil Ciptakan Nyamuk Antibodi DBD'

[Gambas:Video 20detik]

(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads