Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Djoko Setiadi, mengatakan pada masa itu lembaga sandi negara sudah aktif berpartisipasi dalam menyampaikan informasi-informasi yang sifatnya krusial melalui medan-medan sulit di daerah Kulon Progo.
"Medan-medan di sekitar sini dimulai dari Dekso menuju Dukuh naik ke bukit Menoreh sampai ke Banaran. Di sanalah kegiatan-kegiatan yang sangat penting yang perlu dikenang, dibanggakan dan dilestarikan," kata Djoko Setiadi pada Satu Dasawarsa Museum Sandi, Sabtu (28/7/2018).
![]() |
Kegiata napak tilas diikuti sekitar 250 peserta dari berbagai komunitas yang menjalin kerja sama dengan Museum Sandi. Napak tilas menempuh jarak sekitar 8 kilometer dilakukan dengan jalan kaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Hal ini untuk memberi motivasi generasi muda persandian. Dan juga sebagai sosialisasi pada masyarakat agar mengetahui bahwa disini dulu tempat perjuangan," katanya.
Menurutnya, ancaman akan terus terjadi dengam semakin berkembangnya teknologi yang cepat dan makin canggih. Ancaman yang datang bisa dari dalam maupun dari luar yang menggunakan teknologi.
![]() |
Salah satu peserta napak tilas, Permata Nurul Aisyah (16) mengatakan mengikuti kegiatan ini karena ingin tahu bagaimana para perjuangan pahlawan. "Medanya naik turun, belok-belok, jadi merasa tertantang," katanya.
![]() |
Tiga peserta napak tilas tersebut sempat mengalami kesurupan saat peserta yang menyusuri rute bukit Banaran, Kulon Progo. Ketiganya semoat histeris dan teriak-teriak. Selanjutnya setelah berhasil ditangani, mereka kemudian dipulangkan.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini