Saat ini memang masih satu armada Trans Semarang yang menggunakan bahan bakar gas yaitu dengan rute ke Bandara Ahmad Yani Semarang. Uji coba sudah dilakukan dan bahan bakar gas memang lebir hemat.
"Untuk solar per liternya sekitar Rp 5.150, kalau gas Rp 4.500 per liter. Jarak tempuh untuk bus besar 2,5 km dan bus sedang 3,5 km," kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Jumat (27/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada penambahan alat, hybrid diesel equipment, retrofit, karena mesin kita basic-nya bukan full gas," jelas Ade.
![]() |
Dari hasil uji coba yang sudah dilakukan performa bus meningkat antara lain tarikan lebih enteng, tingkat lingkungan hidup lebih aman karena tingkat kepekatan emisi gas buangnya 17,8 persen dari ambang batas maksimal 50 persen berdasar peraturan menteri lingkungan hidup, dan biaya konsumsi bahan bakat lebih hemat hingga 29 persen.
"Kalau semua armada kita 143 unit memakai itu maka kita bisa menghemat Rp 8 juta per hari," tandasnya.
Konversi pemakaian bahan bakar gas tersebut merupakan hasil kerjasama dengan Pemkot Toyama di Jepang dengan Kota Semarang untuk mewujudkan Semarang sebagai kota cerdas berwawasan lingkungan.
Dua pemerintahan kota itu akan menanggung biaya konversi ke gas sehingga Kota Semarang hanya mengeluarkan 50 persen biaya dari total Rp 10 miliar untuk 72 armada yang rencananya akan dikonversi ke gas.
"Pemerintah mengalokasikan dana dari APBD 2018 sebesar 50 persen. Dari total kalkulasi Rp 10 miliar, Pemkot Semarang menanggung Rp 5 miliar," jelas Hendrar lagi.
Proses konversi direncanakan rampung 31 Desember 2018 dan untuk suplai bahan bakar gas, nantinya akan dicukupi dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas di Kaligawe.
Tontong juga video: 'Moeldoko Tantang Anak Muda Kreatif Kembangkan Bus Listrik MAB'
(alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini