"Mundurnya itu wajar dan itu haknya bacaleg, tapi kalau ucapan masalah untuk memenuhi kuota dan sebagai pelengkap itu tidak pas. Mungkin karena pemahamannya kurang," kata Yoga Sugama saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/7/2018).
Yoga menjelaskan bahwa Gerindra memberikan kesempatan kepada kader muda melalui penjaringan yang dipublikasikan melalui media lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yoga juga menanggapi keluhan tidak adanya koordinasi dan komunikasi antar bacaleg Parta Gerindra.
"Pembekalan namanya bukan kordinasi, dan itu belum dilakukan. Kordinasi memang tidak ada, karena memang tidak ada mekanisme antar bacaleg, ini hanya insiatif sendiri antar bacaleg dalam satu dapil. Tetapi secara strategi kepartaian itu nanti ada pembekalan khusus di tingkat DPC dan DPD, tapi itu nanti. Pengajuan daftar calon sementara saja belum," urainya.
Sedangkan terkait keluhan penentuan nomor urut yang tak memuaskan para bacaleg yang mundur, Yoga menegaskan partai memiliki kewenangan atas hal itu. Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan KPU Kabupaten Banyumas dan akan segera membuat surat pengunduran diri bacaleg untuk diajukan kepada KPU.
"Iya karena mereka (bacaleg) sudah mengisi pakta integritas, jadi pakta integritas itu harus dicabut. Makanya kita sudah komunikasi dengan KPU juga, intinya kita mengikuti mekanisme yang diatur KPU," tutur Yoga.
Sebagai pengganti bacaleg yang mundur, Gerindra akan memberikan kesempatan pada kader-kader dari Perempuan Indonesia Raya (Pira) untuk mengisi kekosongan tersebut.
"Dengan mundurnya itu, kita beri kesempatan untuk kader perempuan dari Pira yang berminat maju bisa ada kesempatan," ujarnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini