Materi Kebencanaan Masuk Kurikulum SMP di Banjarnegara Tahun Ini

Materi Kebencanaan Masuk Kurikulum SMP di Banjarnegara Tahun Ini

Uje Hartono - detikNews
Kamis, 12 Jul 2018 14:14 WIB
Pelatihan materi kebencanaan oleh BPBD kepada guru SMP di gedung PGRI Banjarnegara. Foto: Uje Hartono/detikcom
Banjarnegara - Berada di daerah rawan bencana, pengetahuan terkait kebencanaan dinilai perlu dipahami semua warga di Kabupaten Banjarnegara. Tidak heran jika mulai tahun ajaran 2018/2019, materi soal kebencanaan akan masuk kurikulum di sekolah menengah pertama.

Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dindikpora) Banjarnegara Bambang Budi Setiono mengatakan, materi soal kebencanaan mulai disampaikan kepada siswa SMP tahun ajaran 2018/2019 nanti. Mengingat banyak keberadaan gedung sekolah yang berada di zona rawan bencana alam. Baik tanah longsor, gas beracun, gempa bumi atau angin puting beliung.

"Terutama untuk sekolah yang berada di bagian utara Banjarnegara. Di sana banyak yang berada di zona rawan tanah longsor," terangnya saat pelatihan materi kebencanaan oleh BPBD kepada guru SMP di gedung PGRI Banjarnegara, Kamis (12/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia tidak memungkiri jika tanah longsor lebih mengancam sekolah bagian atas. Namun, untuk sekolah di bagian bawah Banjarnegara, tetap memerlukan materi tersebut. Sebab, ancaman bencana alam seperti gempa bumi atau kebakaran bisa terjadi di mana saja.

"Materi soal kebencanaan tetap disampaikan di semua sekolah. Meski, soal tanah longsor menjadi materi yang akan fokus disampaikan kepada siswa SMP yang berada di Banjarnegara bagian atas," ujarnya.

Untuk teknisnya, materi ini akan diintegrasikan ke mata pelajaran lain. Seperti IPS, olahraga, hingga IPA. Sehingga, nanti guru-guru IPS misalnya harus memahami soal kebencanaan.

"Buku soal kebencanaan sudah ada, nanti akan jadi acuan untuk disampaikan kepada para siswa. Saat ini, kami para guru tengah diberi pemahaman soal kebencanaan dari BPBD," terangnya.

Selain itu, materi kebencanaan ini juga akan dimasukkan dalam kegiatan di luar sekolah. Misalnya, dalam kegiatan Pramuka atau PMR.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan hampir setengah lokasi sekolah SMP di Banjarnegara berada di zona rawan tanah longsor. Sehingga, materi kebencanaan ini penting diberikan kepada warga melalui mata pelajaran.

"Banyak yang berada di zona rawan longsor. Belum lagi gas beracun dan ancaman gempa bumi," kata dia.

Ditambah lagi, belum ada sekolah yang sudah menerapkan standar pengamanan kebencanaan. Misalnya, terkait jalur evakuasi, titik kumpul hingga keberadaan alat pemadam api ringan (apar).

"Jadi nanti semua sekolah harus punya jalur evakuasi jika terjadi bencana alam. Sehingga harus menyelamatkan diri ke mana dan berkumpul di mana sudah ada. Sehingga siswa akan terbiasa jika hal itu terjadi di tempat tinggalnya," paparnya. (sip/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads