Biaya kos per kamar dengan kualitas memadai di Purwokerto bisa didapat dengan harga Rp 300 ribu per bulan hingga yang berkelas VIP Rp 600-800 ribu per bulan. Namun biasanya, pemilik kos lebih banyak yang meminta pembayaran setahun sekali.
Kamar kos dengan harga Rp 3-5 juta per tahun biasanya dilengkapai kamar mandi luar, tv, satu kulkas untuk bersama, ditambah biaya listrik dan wifi Rp 50-80 ribu. Sedangkan kamar seharga Rp6-10 juta per bulan difasilitasi kamar mandi di dalam ditambah tv, kulkas, wifi, ac, halaman luas serta mesin cuci untuk bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hal serupa juga disampaikan Sarno, penyedia jasa informasi kos-kosan dan kontrakan bagi mahasiswa di Purwokerto. Rata-rata kos-kosan yang dia informasikan seharga Rp 3,5 juta hingga Rp 7 juta per tahunnya. "Mayoritas tahunan. Kalau yang harga sekitar Rp 6-7 juta per tahun fasilitasnya ada kamar mandi di dalam," jelasnya.
Sarno sering mendapat order mencarikan tempat kos. Dia akan mengantarkan pencari kos ke tempat-tempat kos sesuai harga yang diinginkan. Jika cocok, dia akan segera mendapatkan komisi dari pemilik kos. Jika tidak cocok, dia akan kembali mengajak mahasiswa tersebut mencari kos lainnya.
"Kadang belum tentu (ada yang tertarik). Kalau ada yang minat saya dapat komisi dari pemilik kos, ya cukup untuk beli bensin. Kalau tidak cocok ya kadang muter-muter dan sampai cocok," jelasnya.
![]() |
Bagaimana dengan harga makanan? Reka Biantika Pratiwi, salah satu anak kos di Purwokerto juga, menegaskan hanya cukup mengeluarkan uang Rp 4-15 ribu sekali makan untuk bisa menikmati nasi rames dengan sayur ditambah gorengan atau ayam serta minum.
Bahkan di sejumlah kafe juga tersedia menu makan seharga Rp 20-50 ribu. "Biasanya mahasiswa tingkat ekonomi menengah ke atas yang berasal dari Jabodetabek yang ke kafe. Mahasiswa yang menengah ke bawah makan di warung makan atau burjo (bubur kacang ijo) dekat kos. Sesekali saja makan di rumah makan," ujar mahasiswi Unsoed tersebut.
Jika tak sedang di kos, kebanyakan mahasiswa di kota tersebut juga sering menyiasati pengeluaran biaya komunikasi dengan sering-sering melakukan aktivitas di kampus yang menyediakan wifi gratis. Dengan demikian, uangnya bisa dipakai biaya fotocopy materi tugas, laporan praktikum hingga disisihkan untuk nonton film.
Fasilitas trasportasi di kota tersebut juga terkelola dengan baik. Anda bus kota, angkot, ojek pangkalan, ojek online, becak hingga taxi. "Tergantung kebutuhan, tinggal pilih saja," ujar Ratih Chintya Puspita Siwi, mahasiswi Unsoed. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini