Salah seorang petani karamba di Dusun Boyolayar, Desa Ngargosari, Sumber Lawang, Sragen, Anton, mengatakan kejadian tersebut disebabkan upwelling atau biasa disebut fenomena air putih. Peristiwa itu, kata Anton, memang sudah sering terjadi setiap tahun.
"Kalau di sini tidak terlalu parah, karena kemarin sudah banyak kami panen saat lebaran. Yang parah itu di Boyolali," katanya Anton di lokasi karambanya, Minggu (8/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah ada yang mati, kami langsung menggeser karamba kami. Itu pun belum tentu aman, kita selalu waspada," ujarnya.
Untuk menggeser karamba, para petani membutuhkan waktu sekitar enam jam. Sedikitnya dibutuhkan lima perahu untuk memindahkan karamba.
Ketua RT 27 Dusun Boyolayar, Harwito, mengatakan para petani harus terus waspada memantau karambanya. Ketika ikan tiba-tiba naik ke permukaan, air menjadi berwarna putih kehijauan dan berbau menyengat, petani harus segera memindahkan karamba.
"Memang tidak bisa diprediksi, makanya kita harus terus siaga," ujar dia. (sip/sip)











































