Kejadiannya di Desa Gunungsari dan Jurangmangu di Kecamatan Pulosari, Pemalang. Kandang ternak warga di kawasan itu memang berada di kebun hutan, cukup jauh dari pemukiman sehingga pemilik ternak tidak bisa memantau langsung kejadian pada malam dan dini hari.
Risto (47), warga Gunungsari, mengaku telah kehilangan 3 ekor kambingnya. Dia menduga ternaknya diserang predator atau hewan buas liar. Namun dia belum bisa memastikan jenis predator tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Jumat 96/7/) kemarin, 9 ekor kambing milik warga Gunungsari ditemukan mati dengan luka gigitan di perut dan leher, namun dagingnya tidak dimakan oleh pemangsa.
Menyelamatkan yang tersisa (Foto: Robby Bernardi/detikcom) |
Hal serupa juga terjadi di Desa Jurangmangu. Dakhru (49), warga setempat, menduga predatornya adalah anjing liar. "Pernah dipelihara manusia tapi karena sudah tidak dikasih makan, akhirnya liar," kata Dakhru yang mengaku kehilangan 5 ekor kambing.
Untuk mengantisipasi serangan susulan, warga setempat kini mengevakuasi ternak yang tersisa ke lokasi yang lebih dekat pemukiman agar mudah terpantau. Warga membuat kandang sementara di belakang rumah masing-masing.
Kepala Desa Jurangmangu, Sugondo, juga menduga bahwa hewan ternak warga yang mati bukan karena penyebab misterius, melainkan karena serangan hewan liar.
Evakuasi hewan ternak oleh warga (Foto: Robby Bernardi/detikcom) |
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang, Jhoni, saat dihubungi juga mengaku sudah menerima laporan dan akan menindaklanjutinya. Dia bahkan menegaskan pembunuh ternak-ternak utu adalah anjing milik pemburu yang terlepas sehingga menjadi liar.
"Hewan mati dengan gigitan di leher dan perut dan dagingnya tidak dimakan, merupakan karakter hewan pemburu. Kalau hewan buas, dagingnya pasti dimakan. Ini tidak dimakan hanya digigit untuk melumpuhkan hewan," jelasnya.
Menurut Jhoni, sejauh laporan yang dia terima, hewan ternak di desa-desa lereng Gunung Slamet yang tewas karena serangan predator itu mencapai 47 ekor kambing. "Kita sudah menghubungi pihak desa agar hewan yang mati jangan dikonsumsi, namun dikubur," ujarnya. (mbr/mbr)












































Menyelamatkan yang tersisa (Foto: Robby Bernardi/detikcom)
Evakuasi hewan ternak oleh warga (Foto: Robby Bernardi/detikcom)