Salah seorang tokoh Komunitas Sedulur Sikep Kudus, Budi Santoso mengatakan, Sedulur Sikep Kudus sampai saat ini siap menyambut Pilkada baik Pilgub maupun Pilbup. Terkait hal itu, pihaknya juga telah menerima surat suara.
"Sudah, semua sudah menerima surat suara," kata Budi dalam Bahasa Jawa khas mereka saat menjawab wartawan di Kudus, Selasa (26/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alasannya, Sedulur Sikep sebagai warga negara sejak dulu leluhurnya mengusir penjajah kan ingin merdeka. Setelah merdeka, wajib mengisi kemerdekaan," terangnya.
Sedulur Sikep adalah sebutan untuk para pengikut Samin Surosentiko, tokoh antipenjajah yang berjuang dengan cara menjauhi berhubungan dengan pihak Belanda. Pada masanya, para pengikutnya kemudian mengisolir diri dan tinggal menyebar di berbagai desa di Pati, Blora, Grobogan dan Kudus.
Di Kecamatan Undaan dan Jekulo di Kudus, Sedulur Sikep berjumlah lebih dari 800 jiwa. Sehari-hari mereka tinggal bersama dengan pakaian khas serba hitam dan selalu menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi. Mereka rata-rata menafkahi keluarga dari hasil pertanian.
Budi mengatakan, pada masanya, Sedulur Sikep memang antipemerintah. Namun bukan berarti sikap itu dipertahankan hingga kini ketika pemerintahan yang ada saat ini adalah pemerintah yang sah setelah kemerdekaan.
"Kita memang antipenjajah. Setelah Indonesia merdeka, semuanya sudah diinstruksikan leluhur kami Ki Samin Surosentika. Setelah ikut mengusir Belanda dari tanah Jawa maka anak cucu harus berpegang pada pemimpin Jawa yang sudah ada pemimpinnya sendiri," tambahnya.
Di Kudus, Sedulur Sikep yang memiliki hak suara berjumlah sekitar 400 orang. Mereka akan datang ke TPS besok. Mematuhi pesan leluhur untuk menjaga kepemimpinan tanah Jawa setelah penjajahan berakhir. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini