Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Rahmat Irin (46) dan Seniwati (50), warga Dusun Ploso Kidul RT 02/ RW 02, Desa Tegalrejo, Kecamatan Banyuurip itu kini hanya bisa berdiam diri di atas ranjang dan tidak bisa beraktivitas seperti orang pada umumnya. Derita itu sudah ia alami sejak 4 tahun lalu.
Ketika detikcom berkunjung ke rumah Eri yang hanya terbuat dari anyaman bambu dan beralaskan tanah, gadis cantik itu nampak menangis tersedu meratapi nasib yang ia alami. Wajahnya yang pucat, sesekali terlihat menahan sakit pada lutut sebelah kanan yang dibungkus dengan kain merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kanker tulang yang diderita Eri tersebut bermula ketika lututnya tiba-tiba terasa nyeri dan sakit untuk berjalan. Karena sakit tak kunjung hilang, Eri yang waktu itu masih bekerja di sebuah perusahaan elektronik di Sukabumi Jawa Barat memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang kampung untuk berobat.
![]() |
Sempat dikira salah urat atau keseleo, atas saran tetangga dan keluarga akhirnya lutut Eri dipijat oleh tukang urut.
"Tapi setelah dipijat itu kok malah tambah sakit dan bengkak hingga akhirnya sebesasar bola kayak gini. Terus udah dibawa ke dokter nggak sembuh-sembuh juga malah disuruh amputasi ya saya nggak mau," lanjut Eri.
Meski dalam keadaan sakit, Eri masih rajin melakukan puasa Ramadan dari tahun ke tahun bahkan hingga sekarang. Namun, ketika lebaran tiba ia tidak bisa ikut menikmati indahnya hari raya karena hanya bisa berdiam di atas ranjang.
"Sudah 4 lebaran ini berarti saya nggak bisa jalan-jalan sama teman-teman, sedih sih tapi mau gimana lagi. Ya semoga cepat sembuh agar nanti bisa jalan dan kerja lagi," harapnya.
Sementara itu, sang ayah, Rahmat Irin juga merasakan kesedihan seperti yang dirasakan anak kesayangannya itu. Namun apa boleh buat, penghasilannya sebagai buruh tani yang tidak tentu membuatnya tidak bisa berbuat lebih.
Selain harus bersusah payah mencari rezeki untuk biaya pengobatan, Rahmat juga harus menanggung beban hidup keluarganya termasuk kakek dan nenek Eri yang sudah renta. Meski sudah membuat kartu BPJS untuk meringankan biaya pengobatan, namun kartu itu kini tidak digunakan lagi lantaran sakit yang diderita anaknya tak kunjung sembuh.
"Ya belum ada setahun lah punya BPJS, sekarang juga sudah nggak dipakai lagi wong cuma dikasih obat dan nggak sembuh-sembuh juga. Sekarang udah nggak ke dokter tapi ke pengobatan alternatif, semoga saja bisa sembuh total nantinya," ucap Rahmat. (sip/sip)