Bumikan Pancasila, Sultan akan Makan Bersama Warga di Malioboro

Bumikan Pancasila, Sultan akan Makan Bersama Warga di Malioboro

Edzan Raharjo - detikNews
Rabu, 06 Jun 2018 16:48 WIB
Foto: Edzan Raharjo/detikcom
Yogyakarta - Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia harus bisa diimplementasikan dalam kehidupan nyata di masyarakat. Pancasila harus membumi hingga seluruh lapisan masyarakat.

Upaya membumikan Pancasila di Yogyakarta digelar dengan berbagai seperti dialog dengan warga dan lainnya. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X siap untuk dialog dengan duduk lesehan bersama warga.

Direncanakan Sri Sultan HB X akan Dhahar Kembul atau makan bersama di pedestrian Malioboro pada 7 Agustus 2018. Hal ini mengambil momentum pada Selasa Wage saat semua PKL Malioboro libur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dialog dengan warga masyarakat dan berada diantara kita, kalau memang dibawah duduk dibawah, tidak usak pakai kursi, saya tidak ada masalah. Yang penting peristiwa ini jangan memisahkan diantara pejabat dengan masyarakatnya," kata Sri Sultan HB X, pada konferensi pers "Bulan Pancasila, Kita Pancasila," di kantor Gubernur DIY, Rabu (6/6/2018).

Sultan berharap bulan pancasila di Yogyakarta didesain sebagai peristiwa budaya dari kita untuk kita. Hala itu untuk mendukung Pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila adalah sebagai salah satu identitas bangsa disamping Bhineka Tunggal Ika dan Merah Putih. Sultan HB X menyatakan mendukung program untuk membudayakan Pancasila.

"Dan Yogyakarta ini final menjadi bagian dari Republik, berarti apa, tidak boleh masyarakat Yogyakarta hatinya mendua, dimana kita mestinya juga sepakat menerima identitas bangsa yang juga sebagai indentitas masyarakat Yogyakarta sebagai bagian dari Republik," kata Sultan HB X.

Pada kesempatan yang sama, anggota dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Ahmad Syafii Maarif mengatakan kegiatan bulan Pancasila ini penting, apalagi setelah kejatuhan orde baru Pancasila seperti tidak diperhatikan lagi. Meski dengan program kegiatan itu memang tidak bisa langsung dirasakan.

Menurut Buya panggilan akrabnya itu, sesungguhnya Pancasila selalu ada di UUD 45, pada masa federasi dan UUD Sementara, hanya perumusanya yang berbeda. Jadi sebenarnya Pancasila secara konstitusional itu tetap ada. Dalam Pancasila sila ke 5 dan pasal 33 UUD 45 memang belum turun ke bumi.

"Kalau negara atau pemerintah itu tidak serius membuat turun ke bumi sila ke 5 dan pasal 33, saya rasa ini kita akan lelah lagi, bangsa ini lelah terus dengan berbagai macam-macam keyakinan," kata Buya Safii Maarif.

Rektor UGM, Panut Mulyono mengatakan internalisasi Pancasila harus dilakukan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Perguruan tinggi juga meningkatkan bagaimana penyampaian nilai-nilai luhur Pancasila kepada mahasiswanya.

"Harus menyesuaikan dengan zamanya yiatu zaman milineal dan juga dengan cara-cara praktis yang tidak banyak teorinya tetapi langsung mengenai praktik dari nilai-nilai luhur Pancasila," kata Panut Mulyono pada kesempatan tersebut.

Rangkaian kegiatan bulan Pancasila di DIY antara lain yaitu bersih-bersih Masjid Pathok Negoro pada Juli 2018, Dhahar Kembul bersama Sri Sultan HB X pada 7 Agustus, sarasehan Pancasila, pemilihan figur-figur inspiratif. Kemudian juga digelar berbagai lomba-lomba seperti lomba mural kita Pancasila, lomba vlog, lomba siskamling kreatif, lomba cover lagu Garuda Pancasila dan lain-lain. Semua kegiatan tersebut sepenuhnya dibiayai oleh swasta. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads