"(Karena) pelepasan gas," kata Hanik kepada wartawan di Kantor BPPTKG, Jumat (1/6/2018).
Menurutnya, letusan malam ini tidak disertai dengan prekursor atau gejala awal sebelum erupsi. Secara tiba-tiba letusan terjadi di Merapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanik belum bisa memastikan apakah letusan di Merapi akan berhenti atau masih akan terus berlanjut. Namun melihat serentetan letusan sejak tanggal 11 Mei hingga sekarang, sangat mungkin Merapi akan meletus lagi.
"Bahwa ini kemungkinan masih akan terus terjadi (letusan)," paparnya.
Baca juga: Gunung Merapi Erupsi Lagi Pukul 21.00 WIB |
Erupsi yang terjadi di Gunung Merapi hingga sekarang belum mengubah morfologi kubah lava. Menurut Hanik, hal tersebut dikarenakan letusan di Merapi masih tergolong kecil.
"Kalau seperti ini kecil-kecil, morfologi sampai sekarang tidak berubah. Jadi barusan kita lihat morfologinya masih tetap," ungkapnya.
Walaupun letusan terakhir di Gunung Merapi relatif kecil, namun masyarakat dimintanya untuk tetap waspada. Masyarakat tetap dilarang beraktivitas di radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
"Karena sehari ini tadi sudah tiga kali (erupsi) dari tadi pagi, artinya debu akan lebih banyak diproduksi. Artinya masyarakat (harus) tetap menggunakan masker untuk kegiatan di luar," tutupnya. (sip/sip)