Untuk itu, bagi pemudik Lebaran yang akan melintas di wilayah ini perlu mengetahui jalur titik rawan kemacetan maupun rawan kecelakaan.
Adapun untuk jalur yang rawan kemacetan meliputi Pertigaan Bawen yakni Jalan Soekarno-Hatta Bawen, kawasan Tuntang mulai Pertigaan Tuntang hingga Blotongan yang berbatasan dengan Kota Salatiga. Kemudian, kawasan Tengaran dari mulai Klero hingga wilayah Sruwen yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Jalur rawan macet ini, berada di jalur utama menuju Semarang-Solo maupun sebaliknya. Selain itu, di kawasan objek wisata Bandungan yakni Jalan Sukorini hingga Jalan Kendalisodo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rawan macet kalau jalur utama tentunya berada di dekat pasar ada enam pasar yang menjadi titik perhatian kita sering macet, kalau memang di jalur besar atau utama. Kemudian selain pasar, ada persimpangan di Bawen itu juga macet karena pertemuan tiga arus besar yaitu dari Semarang-Yogya, Yogya-Semarang ataupun memasuki tol, itu perlu diantisipasi," kata Kapolres Semarang AKBP Agus Nugroho usai memimpin serah terima jabatan sejumlah pejabat di Jajaran Polres Semarang, Kamis (31/5/2018).
Sedangkan untuk jalur rawan kecelakaan yakni di kawasan Gemawang, Kecamatan Jambu, di mana jalannya berbelok-belok dan tikungan curam. Jalur ini merupakan jalur utama dari Semarang-Yogya maupun sebaliknya. Selain itu, jalur rawan kecelakaan yang menuju maupun dari kawasan wisata Kopeng.
"Pertama di Jambu, Gemawang, berikutnya ada di daerah Kopeng karena daerahnya berliku. Kemudian panjang, banyak kendaraan bermuatan yang besar atau truk ini menghalangi kendaraan di belakangnya," tuturnya.
Untuk pengamanan arus mudik Lebaran diterjunkan 430 personil. Kemudian, selain itu ada penambahan personil dari instansi samping meliputi TNI, Dishub, Kesehatan dan lainnya sebanyak 308. Sedangkan personil mulai diterjunkan di Pospam sejak tanggal 7 Juni-21 Juni 2018.
Terpisah, Direktur PT Trans Marga Jateng (TMJ) Yudi Krisyunoro mengatakan, pengaman arus mudik sebenarnya telah rutin dilakukan setiap tahunnya. Hanya saja yang membedakan sekarang transaksi di tol 100 persen nontunai.
"Yang menjadi kendala itu, mungkin yang di Jawa Tengah belum terbiasa dengan kondisi ini seperti ini, kalau yang di sekitar Jabotabek mungkin sudah terbiasa. Tapi kami telah lakukan upaya-upaya, kita sampaikan juga kita menambah gardu-gardu reversibel," katanya.
Adapun ruas tol PT TMJ meliputi seksi I Semarang-Ungaran (operasional) sepanjang 10,85 km, seksi II Ungaran-Bawen (operasional) sepanjang 11,99 km dan seksi III Bawen-Salatiga (operasional) sepanjang 17,53 km. Sedangkan seksi IV Salatiga-Boyolali (fungsional PT JSN) sepanjang 24,50 km dan seksi V Boyolali-Kartasuro (fungsional PT JSN) sepanjang 7,74 km.
Biasanya warga yang melintas dari Banyumanik sampai pintu tol Salatiga di Tingkir membayar, namun sekarang bisa langsung lurus menuju arah Solo. Untuk itu, TMJ juga mendirikan penambahan gardu untuk pembayaran di Salatiga.
"Mereka misal masuk dari Banyumanik, kan biasanya pintu tol Salatiga (Tingkir) transaksi bayar. Nah sekarang kan langsung lurus menuju arah Solo. Walaupun yang fungsional nggak bayar, kan yang pernah jalani dari Banyumanik sampai kawasan tersebut tetap bayar. Gardu seperti permanen, nanti kalau berfungsi normal kita bongkar lagi," tuturnya
(bgs/bgs)











































