"Ada kemungkinan akan membentuk kubah lava," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida kepada wartawan di kantornya, Jumat (25/5/2018).
Hanik menjelaskan, letusan Gunung Merapi dari tanggal 21-24 Mei cenderung berkarakter efusif (lelehan magma). Indikasinya terlihat dari hampir tidak adanya deformasi, kalaupun ada deformasinya sangat sedikit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya apa? si magma ini menuju ke permukaan pelan sekali, artinya itu (magma) encer nanti akan menuju ke permukaan dengan (kondisi) meleleh," lanjutnya.
Meski demikian, Hanik meminta masyarakat terutama warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi tidak panik. Sebab, letusan yang terjadi di Gunung Merapi belakangan ini tidak berbahaya.
"Saya sudah bilang, jangan dibayangkan kalau kita menyebut magmatik itu adalah (seperti) erupsi (magmatik di Gunung Merapi) tahun 2010," sebutnya.
"Saya kemarin sudah menyampaikan bahwa tahun 2007 di Kelud yang hanya membentuk kubah lava itupun juga (erupsi) magmatik, artinya apa? Magma yang dari dalam menuju ke permukaan," lanjutnya.
BPPTKG Yogyakarta, lanjut Hanik, hingga kini terus memantau perkembangan kondisi Gunung Merapi. Bila ada perkembangan lebih lanjut, dia berjanji akan memaparkannya ke publik.
Simak video Detik-detik Letusan Freatik Gunung Merapi (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini